"Aku yang seharusnya berterima kasih padamu."Aku membereskan ranselku, memalingkan wajah melihat ke luar jendela, gelap gulita, tak terlihat apa-apa.Bernard berkata, "Masih dua puluh menit lagi, kamu mau tidur sebentar?""Tidak apa-apa, aku tidak mengantuk." Namun, begitu bicara, aku malah menguap."Hehe."Aku mendengar suara tawanya yang rendah, wajahku langsung memerah tak alami."Tidurlah dengan tenang, aku akan menjagamu."Aku memejamkan mata, menyandarkan kepala ke sisi jendela.Dalam kantukku, Bernard membangunkanku."Ranaya, Ranaya, sudah sampai, bangun."Dengan mata setengah terbuka, aku menoleh ke sekeliling, semua orang mulai turun dari mobil. Aku pun berdiri, menggendong ransel, dan turun bersama Bernard.Gerbang gunung berada sekitar empat puluh hingga lima puluh meter di depan, para pendaki membentuk barisan panjang menuju ke sana.Gunung Fadalaya memang pantas dengan namanya. Meski aku sudah membaca panduan dan menonton video promosi sebelumnya, kenyataannya mendaki gun
Read more