All Chapters of Mendadak Menikah Dengan Mantan: Chapter 71 - Chapter 80

Tepat pukul lima sore, saat jam kerja berakhir, Ceicillia segera mengemasi barang-barangnya. Ia meninggalkan segala urusan kantor yang rumit untuk kembali ke apartemen Alex yang nyaman. Sambil menunggu mobil dan sopirnya datang, Ceicillia melihat ke arah jam besar yang tergantung di lobi perusahaan. Pandangan matanya terpaku sejenak pada benda penunjuk waktu itu. "Pukul lima lebih 10 menit, tanggal 30 september. Wait a minute, 30 september? Berarti hari ini ulang tahun Alex!" "Astaga, bagaimana aku bisa lupa?" Ceicillia mengutuk dirinya sendiri karena telah melupakan hari ulang tahun sang suami. Begitu banyak hal yang menyita pikirannya belakangan ini—mulai dari persiapan pesta pernikahan, rumor-rumor negatif di majalah, penurunan nilai saham perusahaan, hingga insiden pembobolan apartemen mereka. "Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Mungkin aku bisa membuat kejutan kecil untuknya," ucap Ceicilli

Rapat akhirnya selesai, meninggalkan ketegangan yang masih menggantung di udara seperti kabut tipis. Satu per satu anggota dewan meninggalkan ruangan, sebagian menatap Ceicillia dengan rasa kagum, sebagian lain dengan curiga bahkan tidak suka. Ceicillia membereskan berkas di mejanya, lalu berdiri. Alex menunggu di dekat pintu, membiarkan sang istri menyelesaikan semuanya dengan tenang. Setelah ruangan benar-benar kosong, ia berjalan mendekat. “Cara kamu menghadapi Dewan direksi tadi… cukup berani,” ucap Alex pelan sambil menatap istrinya. Ceicillia menatap meja sesaat sebelum menjawab. “Berani? Mungkin. Tapi kebenaran tidak selalu hadir dengan cara yang lembut.” Alex tersenyum samar. “Aku tahu kamu tidak melakukannya untuk menantang dewan. Tapi kamu sadar kan, setelah ini para pelaku tidak akan diam?” Ceicillia menegakkan kepala, pandangan matanya tegas.

Masih di restoran itu. Hening beberapa saat setelah Ceicillia menata letak duduknya. Dia merubah tatapan mata yang diberikan kepada William Goldman. Tidak lagi penuh perlawanan, melainkan penuh tekad. Seperti seseorang yang baru saja membuat keputusan yang berat, tapi mantap. “Saya tidak datang ke sini untuk melawan anda, Tuan Goldman,” katanya dengan suara yang nyaris tenang. “Saya datang untuk berbicara.” William menatapnya tajam, curiga. “Bicara tentang apa? Aku sudah tahu bahwa kamu sejak awal sudah berniat menguasai tujuh puluh persen saham milik Alex.” Ceicillia tidak kaget jika orang sekaliber William Goldman dapat mengetahui kenyataan itu. Bahkan mungkin juga tentang pernikahan palsunya dengan Alex. "Saya butuh kekuatan, dan Alex bersedia meminjamkan kekuatannya untuk saya." "Meminjam? Kamu merampasnya!" Ceicillia tidak mengelak tuduhan itu. Dia menu

Ceicillia kembali ke ruangannya untuk mengamankan tablet dan barang bukti yang baru saja ia temukan — bukti yang menunjukkan bahwa Kathie, sekretaris Victor, adalah dalang di balik pembobolan sistem perusahaan mereka. Setelah memastikan semuanya aman, ia segera mencari kakaknya, CEO Tang Corps. Namun Victor tidak ada di ruangan. Ceicillia menemukannya di ruang rapat, dikelilingi oleh William Goldman, Augusto Vitale, serta beberapa dewan direksi dan pemegang saham senior. Kathie berdiri di sisi Victor, dengan ekspresi percaya diri yang sulit diabaikan. Rapat itu tampak siap dimulai, sepertinya akan membahas mengenai pengalihan kekuasaan. “Selamat pagi.” Ceicillia melangkah masuk, melemparkan senyum karismatik ke seluruh ruangan. Yang menegang karena kehadiran dirinya, sang pemegang saham tertinggi. “Selamat pagi, Mrs. Goldman,” sebagian besar hadirin menjawab sopan. “Selamat pagi

Waktu yang dimiliki Ceicillia hanya tersisa satu bulan lagi untuk memenuhi kesepakatan dengan William Goldman. Dia berencana untuk membereskan masalah ketimpangan neraca keuangan terlebih dahulu. Ceicillia sudah selesai melakuakn audit internal di setiap bagian perusahaan. Dia juga sudah mengantongi berbagai data yang bisa dijadikan bukti dan dipaparkan ke publik. Serta siap saja nama-nama yang terlibat dalam praktek uang ilegal perusahaan. Pagi itu, Tang Corps terlihat lebih hidup dari biasanya. Lobi utama dipenuhi awak media, kamera, dan mikrofon yang diarahkan ke panggung berlogo “Tang Corps: Rebuilding the Future.” Di tengah hiruk pikuk, Ceicillia melangkah anggun. Gaun hitam resmi yang dia kenakan sederhana, rambut terikat rapi, ekspresi sempurna tanpa celah. Dia siap melancarkan strategi untuk Menguasai Narasi dengan membuat Persepsi publik menjadi kenyataan. Ceicillia tidak mau terlihat menye