Bianca tidak menjawab. Hingga Geo meletakkan sendoknya, menatap Bianca penuh kesungguhan dan mengulangi pertanyaannya.“Bi… bisakah kita… bersama lagi? Demi Blue dan Grey. Mereka—”Bianca spontan mengangkat kepala, jantungnya berdetak kencang. Ucapan itu seperti panah yang menghantam dadanya. Ia menatap Geo lekat-lekat, lalu tiba-tiba tawanya pecah getir.“Bersama lagi? Maksudmu menikah lagi?” suaranya meninggi, gusar. “Kamu nggak bosan, Geo? Nikah, cerai, nikah lagi, cerai lagi? Hidupmu itu mainan?”Kata-katanya tajam, menusuk. Wajah Bianca merah karena marah, matanya berkilat, mengeluarkan semua luka lama yang selama ini ia tekan.Geo tidak membalas dengan emosi. Ia hanya menarik napas panjang, lalu tersenyum tipis, sabar—meski jelas ada sorot sakit di matanya. “Kalau aku bisa memutar waktu, Bi… aku nggak akan pernah melepaskanmu. Tapi aku tahu aku nggak punya hak menuntut apa pun darimu sekarang.”Bianca tercekat. Senyum Geo itu bukan lagi senyum angkuh yang dulu, tapi ada keikhlas
Last Updated : 2025-09-09 Read more