All Chapters of KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA: Chapter 241 - Chapter 250

262 Chapters

242. Cukup Lega

Geo menyandarkan punggung. Ia memejamkan mata dan mengatur napasnya yang masih memburu cepat. Kendaraan mewahnya sudah meluncur keluar dari perkebunan Taylor.“Maaf, Tuan Geo. Tadi, Nyonya Bianca beberapa kali mengirim pesan dan menelepon.” Josh berkata pada sang bos.Tanpa membuka mata, Geo bertanya, “Apa pesannya?”“Umm... Nyonya bilang – agar Anda tidak emosi.”Seketika, Geo membuka mata. Ia mengambil ponselnya yang sedang berada di tangan Josh. Lelaki itu dengan cepat membaca pesan-pesan sanng istri.“Bagaimana istriku tau?”“Tuan Muda Blue dan Grey menelepon Nyonya dan menceritakan kejadian semalam.”Kening Geo berkerut dalam. “Taylor memberi mereka ponsel?”“Tidak, Tuan.” Segera, Josh meralat. “Nona Nina yang meminjamkan ponsel pada Tuan Muda.”“Lalu, kamu bilang apa pada istriku saat ia menelepon?”“Aman. Saya bilang begitu pada Nyonya Bianca.”Geo mengembuskan napas berat. Setelah sejenak memijat kening, lelaki itu menekan satu nomer yang langsung terhubung dengan nomer sang i

Last Updated : 2025-10-28

243. Tiba-Tiba Manja

“Tapi apa, Sayang?” Geo menunggu lanjutan kalimat Bianca.“Umm... “ Bianca menatap Geo, lalu memeluk lengan sang suami dan membalas dengan nada merengek. “Aku mau ikut.”Geo mengangkat sedikit alisnya dan mengusap pipi Bianca. “Hmm? Biasanya kamu lebih pilih di rumah sama Sky dan Luna.”Bianca mengangkat kepala, menatapnya dengan mata berbinar manja. “Mereka kan bisa sama nanny. Aku cuma... mau sama kamu.”Geo terkekeh kecil, menunduk mencium keningnya. “Oke, Madam CEO Blue and Grey Consultant, silakan ikut. Tapi jangan bikin staf-ku salah fokus, ya?”Bianca pura-pura memelototinya. “Aku nggak bakal ganggu, cuma duduk manis aja.”Bahkan Marissa dan Atrick bingung saat Bianca menitipkan Sky dan Luna. Tetapi, tentu saja mereka tidak menolak dan membiarkan Bianca pergi.“Mungkin Bianca sedang bosan pada rutinitasnya.” Atrick berkata saat anak

Last Updated : 2025-10-29

244. Aku Suka Kamu Manja

Bianca langsung menepuk dada Geo sambil terkekeh. “Kamu ini, jangan asal ngomong! Aku cuma manja, bukan hamil lagi.”“Tapi, kamu belum menstruasi kan sejak melahirkan?” desak Geo.“Itu wajar karena ASI eksklusif. Saat Blue dan Grey dulu, aku baru mulai menstruasi lagi menjelang mereka ulang tahun ke dua.”Geo terkekeh, tapi dalam hati ia masih belum yakin. Sikap Bianca pagi itu terlalu lembut dan lengket, tidak seperti biasanya. Geo menggenggam tangan istrinya sambil berucap pelan. “Kalau memang hamil lagi pun, aku nggak keberatan.”“Aku juga nggak papa, tapi kasihan Sky dan Luna. Mereka masih menyusu.”Geo mengangguk-angguk setuju. Dengan wajah sok polos menambahkan. “Iya, benar. Daddynya juga masih, kan?”“Geo!” Bianca mencubit pelan lengan suaminya sebelum akhirnya mereka tertawa bersama.“Kalau kamu memang hamil lagi, aku tetap bersyukur. Tapi kalau nggak pun, aku cuma minta satu: jangan berubah. Aku suka kamu manja begini.”Bianca tersenyum manis. Setelah memiliki anak empat, mer

Last Updated : 2025-10-30

245. Lesung Pipit Luna

Selesai mandi, keduanya segera berpakaian. Geo dengan jas formal bekerja dan Bianca dengan gaun feminin serta cardigan pastel. Geo menatap penampilan sang istri yang manis.“Kamu tuh selalu membuatku sulit berpaling. Cantik banget.” Geo memuji sambil menciumi pipi Bianca.“Siapa dulu yang merawat dan jagain aku. Bilioner tampan.” Bianca mengedipkan sebelah matanya membuat Geo semakin gemas.Geo hanya membalas dengan mendekap tubuh Bianca. Sesaat mereka saling berpelukan dan menikmati kehangatan tubuh masing-masing.“By the way, kita ke rumah sakit sebelum rapat, ya.”“Tetap mau periksa lagi?” tanya Bianca sambil menaikkan alis. “Padahal tadi sudah jelas hasilnya negatif. Kamu masih penasaran?”“Sekalian periksa, Sayang” dalih Geo, meraih tas kecil Bianca dan membawanya. “Semalam cuma pakai alat tes rumahan. Aku butuh kepastian apa benar kamu belum menstruasi karena ASI eksklusif?”Bianca mendecak pelan. “Baiklah, Tuan Willson. Tapi kamu jangan lebay di sana.”Geo hanya mempererat gengg

Last Updated : 2025-10-31

246. Hati-Hati Saja

Saat mobil melaju ke perusahaan, Bianca menyandarkan kepala di pundak Geo.“Kamu keliatan kecewa aku nggak hamil. Memangnya siap punya anak lebih dari empat?”Geo terkekeh dan membelai kepala Bianca. “Siap nggak siap sebenarnya. Melihat Blue, Grey, Sky dan Luna, aku sangat takjub. Mereka semua cerdas dan rupawan. Kita sangat pandai membuat anak, bukan?”Bianca mendongak dan tersenyum. “Jadi, kalau Sky dan Luna sudah dua tahun, kamu akan buat aku hamil lagi?”“Hmm... Aku takut kehilangan waktu berharga dengan kamu. Hamil itu indah, tapi melelahkan. Kamu sudah berjuang cukup banyak. Jadi, kita lihat saja nanti, Sayang.”Mereka tidak melanjutkan obrolan karena Geo sibuk menerima telepon. Dari percakapan sang suami, Bianca tau sang suami sedang bicara dengan Josh. Tidak mau mengganggu, Bianca melihat-lihat ponselnya.Nina mengirimi foto-foto si kembar Blue dan Grey yang sedang berkebun. Wajah mereka terlihat senang dengan pipi kemerahan. Nina bilang mereka bersenang-senang bersama.Agakny

Last Updated : 2025-11-01

247. Sky Mau Sekolah

Tetapi, kekhawatiran Geo tidak terbukti. Paling tidak setelah enam bulan berlalu, tidak ada yang mengusik keluarga Willson. Semua urusan berjalan sesuai seperti rencana.Pagi itu, Geo dan keluarganya sedang sarapan bersama. Bianca sangat sibuk dengan empat anak hingga ia sendiri belum menyentuh isi piringnya. Terutama dengan Luna yang selalu pilih-pilih makanan.“Luna mau makan apa, sih? Telor gak mau, roti geleng-geleng kepala, dikasih buah dan sayur juga merengut.” Bianca menghela napas menatap putrinya.“Ya udah, Mom. Nggak usah dikasih makan, biar Luna kelaperan.” Grey yang ikut-ikutan kesal menimpali.“Nggak boleh gitu, Grey.” Bianca menggeleng tak suka dengan ucapan Grey.“Maksudnya Grey, nanti aja makannya, Mom. Nunggu Luna laper, nanti juga mau makan.” Blue membela adik kembarnya.Anak perempuan mungil yang sedang menjadi topik pembicaraan hanya merengut sambil menatap piringnya. Rambutnya yang sudah agak panjang dan bergelombang di bagian bawah masih berantakan khas bangun ti

Last Updated : 2025-11-01

248. Luna Sakit

“Usia minimal sekolah dua tahun, Tuan.” Staf administrasi sekolah berkata pada Geo.“Kamu dengar Sky? Kamu belum dua tahun.” Geo meneruskan informasi tersebut pada sang putra.“Tapi, Sky mau sekolah.”Geo menghela napas panjang. Gaya Sky yang keras kepala mengingatkannya pada Bianca, lalu ia jadi terkekeh sendiri. Tangan Geo mengusap sayang kepala Sky.“Mungkin anda bisa memasukkan Sky ke sekolah dengan basic motorik kasar, Tuan.”Geo mengangguk mendengar saran staf sekolah. “Iya, saya memang berniat begitu.”Setelah berkeliling sebentar di taman sekolah, Geo membawa Sky ke tiga sekolah lain. Ketiganya memiliki gedung besar dengan taman luas penuh mainan outdoor. Sky langsung berlari-lari diikuti dua suster.Sesekali, Geo melirik Sky yang bermain kala staf sekolah menjelaskan tentang program belajar mereka. Geo mengangguk-angguk puas. Ia memfoto segala informasi yang ia dapat dan mengirimkannya kepada Bianca.“Sky suka sekolah yang ini?” Geo membungkuk dan menatap mata sang putra.“Su

Last Updated : 2025-11-01

249. Tetap ke Museum

Negosiasi Geo yang meminta Luna dirawat di mansion ditolak dokter. Hingga akhirnya, Geo mengajukan syarat untuk menyembunyikan identitas putri mereka dan meminta penjagaan ketat.Saat itu juga Luna di bawa ke ruang perawatan intensif VIP. Saat jarum suntik menusuk nadinya, anak kecil itu bahkan hanya meringis lemah. Luna benar-benar lemas dan langsung tertidur.Sesekali, Bianca mengusap ujung matanya yang berair. Tubuhnya ikut lemas melihat sang putri di ranjang hidrolik dengan piyama rumah sakit.“Sepertinya, malam ini kita gagal pergi ke museum, Blue.” Grey berbisik.Blue mengangguk. “Iya. Gak papa. Mommy dan Daddy pasti harus nungguin Luna.”“Kalau ada Kakek, kita pasti tetap bisa pergi.”“Iya. Atau ada Uncle Taylor.”Blue dan Grey diam di sofa memperhatikan orang tua mereka yang duduk di sisi ranjang Luna. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menunggu, hingga akhirnya pintu ruang perawatan terbuka.Josh datang membawa tas besar. Geo langsung menyambut dan bicara sebentar di p

Last Updated : 2025-11-02

250. Uncle Taylor Datang

Josh mengangguk singkat. Ia tetap bersiaga menemani dan menjaga Blue dan Grey.Grey menunjuk lengan robot. “Kalau robotnya salah ambil apel, dia bisa minta maaf nggak?”Blue menoleh ke adiknya cepat. “Robot mana bisa malu, Grey.”Grey mendengus, merasa diserang. “Tapi kadang kamu juga salah ambil apel waktu di kebun Uncle Taylor!”“Aku bukan robot!”“Otaknya kaya robot!”Billy langsung batuk menahan tawa mendengar Blue dan Grey saling bersahutam.Elara membungkuk sedikit ke Grey. “Robot memang tidak punya perasaan. Tapi, Blue pasti punya perasaan bersalah memetik apel yang tidak untuk dipanen... di kebun siapa tadi?”“Uncle Taylor.”“Nah iya. Apalagi perkebunan yang memang sangat tertata.”Josh mengerutkan kening sedikit mendengar percakapan Elara dan si kembar tentang teknologi untuk bercocok tanam. Tapi kemudian teralihkan karena mereka telah berada di ruang panel satelit.“Kalau roket mau keluar dari Bumi, dia harus melewati troposfer dulu kan? Terus stratosfer. Tapi kalau roket ta

Last Updated : 2025-11-02

251. Keturunan Siapa, sih?

Beberapa jam kemudian.“Kak, ini Sky kenapa?” Taylor membalik kamera.Geo sempat tegang saat Taylor melakukan video call. Kini, terlihat di kamera wajah putra bungsu – Sky – yang sedang mematung. Wajahnya sedikit memberengut.“Kamu melarangnya sesuatu?” tanya Geo.“Umm... aku cuma bilang dia nggak boleh ke rumah sakit karena di sana tempat penyakit. Nanti bisa ketularan. Terus dia keras kepala mau lihat Luna. Aku tetap bilang nggak boleh.” Taylor menjelaskan.“Ya ituu.”“Apa?” Taylor menggeleng tak mengerti.“Kalau tidak dituruti kemauannya, Sky akan mematung. Memang begitu gaya terbarunya.”“Astagaa.” Taylor menepuk dahinya.“Itu masih mending. Mematungnya di ruang keluarga. Kemarin pernah di taman saat sedang panas. Terpaksa aku turuti.”“Terus? Ini gimana, aku bingung.”Geo terdiam sesa

Last Updated : 2025-11-02

...

22 23 24 25 26 27

SCAN CODE TO READ ON APP