“Kamu benar-benar gila!”Zephyr hanya terkekeh pelan, tatapan matanya berkilat dingin. “Kalau itu membuatmu menjauh dari Aveiro, aku rela dicap apa pun… termasuk gila.”Aurelyn terdiam. Seluruh tubuhnya gemetar, bukan karena takut, tapi karena marah. Ini bukan lagi soal pekerjaan, bukan soal penyelidikan, bahkan bukan soal Valchev. Ini adalah permainan kendali, dan Zephyr memperlakukannya seolah ia adalah pion dalam papan catur ambisi dan hasratnya.“Jangan paksa aku untuk membencimu, Zephyr,” ucap Aurelyn lirih namun tegas. Matanya menatap lurus, menyimpan bara.“Aku tidak butuh kamu mencintaiku, Aurel,” balas Zephyr, langkahnya perlahan mendekat. “Aku hanya ingin kamu tetap milikku. Mau kamu teriak, marah, atau benci… aku bisa menanggung semuanya. Tapi, jangan pernah membuatku kesal, dengan masih menempel pada pria lain.”“Dia tunanganku!” bentak Aurelyn.Zephyr menatapnya lekat-lekat. “Dan tubuhmu sudah jadi milikku, Aurel,” bisiknya nyaris tanpa suara, namun cukup untuk membuat wa
Last Updated : 2025-08-22 Read more