All Chapters of Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia: Chapter 121 - Chapter 130

"Dari semalam aku tak melihatmu, bukankah kau baru kembali dari Paris kemarin sore?" Arabella heran, calon suaminya selalu sibuk bisnis sampai lupa beristirahat. Pagi ini Leonardo terlihat lelah, lalu mengajak Matteo bermain di lantai berkarpet tebal di kamarnya. Rindu memeluk anak tunggal, sementara ibunya masih tak mengingat putra mereka. "Eh iya, semalam bertemu klien hingga larut malam, jika kau tak percaya tanya saja ke Anthony!" tukasnya sedikit berbohong. "Lalu, di mana ibunya Matteo? Apa dia mengetahui soal pernikahan kita?" Arabella cemas dianggap sebagai perusak hubungan mereka. Jemari Leonardo menyisipkan rambut tunangannya ke belakang telinga. "Tenanglah, dia baik-baik saja, dan menyetujui perkawinan kita. Matteo lebih pantas berada dalam pengasuhanmu selamanya." Putra mereka sering memanggilnya Mamma dan Papa, namun ibunya sendiri tak sadar dia anak kandungnya. Sang pewaris harus memainkan peran berbeda sampai akhirnya Arabella pulih. Tiga hari lagi, pernikah

Pesta pernikahan mewah dan megah digelar di Milan di akhir pekan, mengalahkan pesta sebelumnya saat Tuan Muda Leonardo menikahi Esperanza Dolores. Para tamu datang silih berganti memenuhi halaman mansion yang luas menghadap ke danau Como. Cuaca pagi yang cerah seolah ikut menyambut kebahagiaan mereka. Yang lebih apik lagi, Don Riccardo dan Don Marco telah mengerahkan seluruh pengawal mereka di bagian luar dan dalam mansion menjaga pernikahan aman dari gangguan penyusup. Master Anthony tak mau kecolongan lagi, pelayan dan petugas catering hotel diawasi penuh. Lawrence dan Damien menjaga di bagian belakang, sementara Fabio dan Hugo di depan mansion. Calon pengantin pria, Leonardo Dario Constanzo asyik bercengkrama dengan kolega mereka. Tuxedo putih miliknya dipakai persis seperti putranya, Matteo, yang menjadi pusat perhatian mereka. Sementara Arabella terlihat canggung di depan kaca, gaun putih cantik terurai panjang, dan untaian bunga mahkota di kepala seperti putri bangsaw

Leonardo kembali disibukkan pekerjaan di kantor, dan Arabella mengasuh putra mereka di mansion. Situasi aman sesuai informasi Master Anthony yang memantau kondisi di sekitar tempat tinggal keluarga sang mafia. Pelayan Hilda telah dikembalikan ke keluarganya, lalu mengambil seorang pelayan baru lagi bernama Serena yang lebih gesit dan cekatan membantu Anna di dapur juga mengurus putra sang pewaris. "Nyonya Bella, kebutuhan bayi Matteo mulai habis," lapor Serena sudah dua minggu bekerja di mansion. "Baiklah, aku hubungi suamiku dulu meminta ijin pergi berbelanja," tukasnya cepat mengambil gawai, dan tas kecil miliknya. Serena mencoba menahannya untuk menelepon sang mafia, "Apa perlu Matteo perlu dibawa juga?" Arabella memeriksa keadaan putranya saat di kamar, ternyata sedang tidur nyenyak. "Tidak usah, biar diriku yang berbelanja bersamamu. Anna tetap di mansion menjaganya bila dia terbangun nanti." "Baiklah Nyonya, kita berangkat sekarang karena cuaca sedang mendung," desa

Perasaan gundah seluruh penghuni mansion ternyata dirasakan Matteo yang kehilangan kasih sayang Mama begitu cepat. Tubuhnya demam tinggi hingga pelayan Anna harus melaporkan ke Tuan Leonardo. "Maaf Tuan, sepertinya Matteo rindu dengan ibunya, demam belum turun sejak malam meski sudah diobati sesuai dosis dokter," ujarnya penuh rasa bersalah. Dia telah menerima pelayan Serena yang tiba-tiba mau bekerja di mansion, setelah keponakan Hilda pergi, akibat perbuatan tercela menjual informasi tentang keluarga kecil majikan mereka.Leonardo bergegas ke kamar menemui balita tampan yang kesepian seperti dirinya, sama-sama merindukan dengan seorang wanita yang mereka cintai."Jagoan Papa pintar, lekas sembuh ya, sayang!" dipeluk dalam buaian lengan kokoh, dan mengecup lembut pipi gembul Matteo yang memerah karena demam.Kamar begitu sunyi tanpa suara Arabella yang riang memanjakan putra mereka. Setiap saat mengajaknya bermain, bernyanyi dan membacakan dongeng untuk dirinya.Manik biru kecil te

Brak-! Sebuah asbak melayang ke dinding. Lalu, semua barang di atas meja dihempaskan begitu saja. Sang pewaris, Leonardo, sudah kehilangan kesabaran. Seminggu istrinya menghilang seperti ditelan bumi. Dari laporan pengawal begitu mengecewakan, jejak Arabella lenyap di Italia. "Bagaimana mungkin pelacur itu berhasil membawa lari sejauh ini?" teriaknya jengkel, dan melempar gelas ke dinding lagi melampiaskan amarahnya. Master Anthony cuma menghela nafas dalam-dalam melihat banyak kekacauan dalam hidup pewaris Dario Constanzo. Pencarian mereka belum membuahkan hasil sama sekai meski jaringan mafia milik Don Riccardo bekerja keras memburu penculik ke seluruh negeri. "Leon, tenanglah! Kau membuat keadaan lebih buruk dari sebelumnya. Jika jalan darat dan perbatasan telah dikepung, mungkin jalang keparat itu menyeberang melalui lautan!" Manik biru sang mafia menyalang, "Lalu, kenapa kau masih di sini, bukan memburunya?" bentaknya marah. Master Anthony keluar memanggil penjaga