Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia

Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia

last updateLast Updated : 2025-08-23
By:  Ivander KazUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 ratings. 4 reviews
15Chapters
76views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Gadis muda bernama Arabella hanyalah seorang pelayan di sebuah club malam namun semua berubah ketika bertemu seseorang menolongnya saat persalinan. Pria asing pernah bersamanya di suatu malam ternyata tak mengingat sama sekali, dan tunangan yang begitu cemburu buta telah menghancurkan segalanya. Ia memilih lari, tetapi mafia itu berhasil menemukan dirinya lagi.

View More

Chapter 1

Aku Bukan Suamimu!

Langkah Arabella terhenti di sebuah rak susu bagi ibu hamil. Pilihannya jatuh pada satu merek belakangan ini sering diminum walau sebenarnya tak menyukai sama sekali. “Demi bayiku, apapun terbaik untuknya akan dilakukan,” paksanya cepat sambil meraih satu kotak di rak paling atas.

Oh, sial! Kakinya terlalu pendek, begitupun tangan, namun terus berjinjit menarik kemasan susu.

“Sini biar kubantu!” Seseorang berseru di belakang punggung.

Sontak Arabella berbalik memandang pria asing yang telah menolong. “Terima kasih, oh tidak-kk, kau... ?“ Suaranya tiba-tiba tercekat hebat, dan bola mata membelalak tak percaya. Lalu tubuh yang mungil bergidik mundur menabrak rak.

“Hey, ada apa, kenapa melihatku takut begitu?” tegur seorang pria bertubuh tinggi dan besar khawatir wanita muda terus memegangi kandungan mencegahnya mendekati. “Bukankah ini susu yang kau cari?”

Ia menggeleng tanpa sadar menepis kuat hingga kotak susu itu terlempar jauh. Kakinya mulai melemah, dan jantung berdebar kencang tidak beraturan. “Maaf, aku harus pergi!” sahutnya, melawan situasi semakin tak nyaman sebelum bintang-bintang bermunculan mengelilingi pikiran. Seiring kegelapan mendadak datang menerjang.

“Oh, Tuhan, tolong selamatkan aku!”

Arabella tumbang namun diselamatkan pria asing menolongnya sekali lagi sebelum luruh jatuh ke lantai.

----------

“Tuan Leonardo, apa yang sebenarnya terjadi?” Lawrence terkejut, sebagai sopir dan pengawal pribadi ketika menemukan Tuan Muda sedang membopong wanita hamil lalu bergegas ke rumah sakit terdekat. Sungguh kejadian yang luar biasa. “Bukankah tadi anda hanya ingin membeli minuman di supermarket?”

“Diamlah, berhenti bertanya macam-macam karena aku sendiri tak tahu jawabannya sama sekali!” Ia kesal dan panik saat mereka berada di luar ruang gawat darurat. “Aku cuma membantu mengambil sekotak susu dari rak atas, tetapi wanita itu malah ketakutan melihatku, benar-benar aneh!”

Lawrence diam seribu bahasa dibentak keras majikan. Wanita hamil tak dikenal mereka sedang pingsan kini langsung ditangani dokter dan perawat. Sementara Tuan Muda terlihat bimbang berjalan terus bolak balik di seberang ruang gawat darurat merasa tugasnya sudah selesai menolong meninggalkan wanita itu di tempat yang aman.

Namun tak lama kemudian seorang dokter menemui setelah memberi instruksi lebih dulu ke perawat agar membawa pasien baru ke ruang rawat inap. “Tuan, apa kau suaminya?” Dokter Alicia menunjuk langsung ke Tuan Leonardo. “Istrimu masih belum sadar, tensinya tinggi menyebabkan pusing kepala berlebihan, apa tadi dia sempat terjatuh dan membentur sesuatu?”

“Istri-ku?” Leon tergagap lalu melirik ke pengawal tak jauh darinya ikut terkejut atas pernyataan dokter. “Tapi, Tuan Muda, bukan.... “ bela Lawrence, dan kalimatnya langsung disanggah wanita berseragam putih bersih.

“Tuan, masa persalinan istrimu beberapa hari lagi, sebaiknya mendampingi dan membuat dia lebih nyaman. Sekarang kami pindahkan pasien ke ruang rawat inap menunggu kesadaran pulih kembali untuk melakukan pemeriksaan lebih intens.”

"Hey, apa-apaan ini?" batin Leon berteriak kebingungan.

Dokter kandungan telah pergi tak bisa menanyakan masalah wanita hamil kini menjadi tanggung jawabnya. Mereka baru sekali bertemu, bukan pasangan suami – istri disangkakan dokter tadi.

Sungguh sial! Waktunya terbuang banyak mengurus remeh temeh sepulang dari rapat kantor lalu berniat membeli sebotol minuman jadi gagal total gara-gara menemani wanita asing melotot kasar, dan membuang bantuannya mengambilkan sekotak susu.

“Lawrence!” panggilnya kencang di selasar. Emosi Leon kini memuncak. “Bawa tas wanita itu ke sini, dan cepat cek identitasnya, jaga rahasia jangan sampai keluarga atau media pers tahu keberadaan kami di rumah sakit ini!” Perintahnya begitu cepat hingga pengawal melesat keluar menuju mobil. Barang bawaan wanita asing itu tertinggal di sana.

Suara roda brankar rumah sakit berderak ditarik dua orang perawat mengagetkan Leon masih terlalu sulit mencerna kejadian satu jam lalu. Saat melihat paras pucat wanita hamil, hatinya jadi sedikit tersentuh. "Siapa kau sebenarnya?" tanyanya berulangkali. Detik-detik menunggu pasien siuman bagai roller coaster dalam hidup Tuan Leonardo Dario Constanzo.

Akhirnya wanita muda itu membuka mata ketika mereka berada di ruang rawat inap. Pandangan Arabella mulai fokus ke langit plafon dan dinding putih, lalu berpindah ke seseorang yang tampak cemas. "Mengapa aku ada di sini?" Bola matanya melebar marah ke pria brengsek tidak pernah beranjak dari sisinya. "Kau lagi, kenapa mengikutiku terus, pergilah, aku tak membutuhkanmu!" usirnya kasar mencoba bangkit dari ranjang rumah sakit.

Leon berdiri tertegun membiarkan wanita itu melakukan perbuatan nekat pergi dari rumah sakit, turun susah payah dan merapikan baju menutupi perut besar seperti pemain drum. Belum beberapa langkah melewatinya terdengar erangan kencang keluar dari mulut Arabella, dan tak sengaja mencengkram kuat jas hitam segera memeluknya dari sesuatu lebih berbahaya.

"Dokter, Dokter!" teriakan Leon membahana sampai ke tengah selasar. "Dasar perawat bodoh, mereka pergi dalam situasi darurat begini!" Memegangi wanita hamil yang menyusahkan dirinya sejak malam tadi. Erangan kesakitan tak berhenti hampir merusak gendang telinga.

"Arghhh, dasar bajingan, semua gara-gara kau kini aku seperti ini!" Arabella memukul kesal ke dadanya.

Raut Leon semakin pias mendengar omelannya. "Eh, gara-gara aku?" balik bertanya, dan menatap tajam mata wanita asing sedang menahan kesakitan luar biasa. "Hey, aku bukan suamimu, tak pernah mengenal apalagi menyentuh dirimu, jika bukan karena kau pingsan sudah ditinggalkan di supermarket tadi!"

Plak-k! Tamparan keras Arabella di pipi bajingan sebagai balasan kata-kata jahat dilontarkan menghentikan sesaat penderitaan dialami selama berbulan-bulan.

Dokter Alicia segera memisahkan pertengkaran mereka lalu menyuruh membaringkan di atas ranjang. "Tuan, letakkan istrimu, biar diperiksa kandungannya sedang terjadi kontraksi hebat mungkin beberapa saat lagi akan melahirkan." Dan benar saja, air ketuban pecah dari bawah perutnya mengalir deras membasahi lantai putih rumah sakit.

Kontan dokter langsung meminta perawat memindahkan ke ruang operasi membuat situasi kalang kabut karena pasien hamil baru tiba di rumah sakit ternyata segera melahirkan di luar perkiraan mereka. "Tuan, ganti jas dengan baju rumah sakit, anda harus tetap bersama istrimu sampai bayi kalian lahir nanti!" tegasnya tanpa basa-basi lebih memikirkan keselamatan ibu dan bayi.

Keadaan darurat membuat Leon mau tidak mau ikut terlibat di dalamnnya. Sudah kepalang basah ia tak bisa lagi menghindar karena perkataan wanita asing mengukung ke dalam banyak pertanyaan di pikiran. Begitu pun di dalam ruang operasi, Arabella ketakutan menghadapi sendirian. Kesalahan terbesar bajingan itu segera terbayar saat melahirkan bayi tak berdosa di malam ini. Persis di malam petaka dimana semua telah bermula dan kini segera berakhir.

Panik, cemas, khawatir menjadi satu.

Tiada seorang datang menemani kecuali pria yang tak pernah diketahui selama ini tiba-tiba saja hadir kedua kali dalam hidupnya. Air mata deras membasahi pipi. Ruang operasi menakutkan dengan perawat hilir mudik menyiapkan peralatan dan dokter bersiap-siap menjalankan tugasnya.

"Nyonya, berhentilah menangis, tenang dan atur nafasmu sebaik mungkin agar bayimu keluar selamat tanpa harus melakukan operasi caesar," saran Dokter Alicia, kemudian meminta pria bersama pasien menenangkan hatinya. "Tuan, tolong hiburlah sejenak istrimu, sebelum kalian menyaksikan bintang kesayangan keluar dari rahimnya melihat dunia."

Leon tersentak penuturan dokter meminta menghibur wanita asing yang menampar dan membentak dirinya. Salah satu cara agar diam dengan membungkam mulut mungil itu dengan mulutnya. Arabella gelagapan, dicium begitu manis dan lembut perlahan berubah mendalam menghanyutkan, melupakan seluruh kejadian yang telah berlalu.

Ketika bibir mereka berpisah, barulah sadar bayi tampan tak sabar melihat kedua orang tuanya.

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Sella
Kerennn .... kisah CEO plus Mafia .........
2025-07-30 02:28:41
1
user avatar
Alilah Alexandra
Leonardo dan Arabella ... nice story, ga sabar tunggu kelanjutannya .........
2025-07-30 02:09:31
1
user avatar
Starla July
Penasaran hasil test DNA apa milik Leonardo? Hmm ... ga sabar, semangat Thor!
2025-07-30 01:48:05
1
user avatar
Red Velvet
Seru, menarik dan ganas ... lanjut Thor!
2025-07-30 01:13:33
1
15 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status