Livia mendengarkan dengan mata berbinar, setajam berlian yang ia lelang. Ini bukan hanya sebuah gosip biasa; ini adalah kesempatan emas, sebuah kelemahan fatal dalam perisai Rayhan."Kamu curiga Alesha sakit parah, Sayang?" tanya Livia dengan nada manis yang palsu, namun mata cerdasnya sudah menganalisis setiap detail."Aku tidak tahu, Ma. Tapi Papanya Alesha terlihat sangat marah. Dan Papa juga aneh belakangan ini. Dia terlalu fokus kerja, dia terlihat stres, bahkan melebihi biasanya. Dia mengunci Alesha, Ma. Itu tidak normal."Livia menyeringai. Seringai itu memancarkan kilatan kepuasan. Livia tahu Rayhan, mantan suaminya, lebih baik dari siapa pun. Rayhan tidak akan stres hanya karena seorang mahasiswi sakit; Rayhan hanya akan stres jika reputasinya yang sempurna terancam. Stresnya Rayhan selalu berhubungan dengan ancaman terhadap status sosialnya, bukan terhadap emosinya."Zira, dengarkan Mama baik-baik," ujar Livia, mencondongkan tubuh ke depan, suaranya merendah menjadi bisikan
Last Updated : 2025-12-26 Read more