Revan berdeham keras, mencoba menguasai situasi. "Zira, cukup! Kita ke sini bukan untuk menghakimi. Aku bilang kita harus bicara baik-baik. Kalau kamu terus seperti ini, kita pergi sekarang."Revan menghela napas, lalu menghadap Alesha dengan tatapan tulus dan penuh pengertian. Revan adalah kuncinya, dia yang melunakkan Zira, karena Revan tahu Zira marah, tetapi ia juga tahu Zira merindukan Alesha, dan yang terpenting, ia menyadari Zira merasa terisolasi dalam harapannya yang tak mungkin."Lesha, jujur saja," Revan memulai dengan suara tenang dan rasional, bahasa yang menenangkan kedua wanita yang tegang itu. "Kami semua bingung. Awalnya kami tahu kalian putus, lalu Om Rayhan sangat terpuruk, kami melihatnya. Lalu Zira kembali, kami lihat Zira bahagia, tapi tiba-tiba kamu pingsan dan Om Rayhan muncul di hadapan semua orang. Kalian seolah-olah bermain-main dengan perasaan banyak orang, khususnya Zira.""Zira ... dia butuh kepastian. Dia merasa Ayahnya akan direbut lagi, dan itu mem
Last Updated : 2025-12-19 Read more