Rayhan menunduk, bibir mereka bertemu untuk pertama kali. Ciuman itu pelan, hati-hati. Ada ketegangan yang berat, seperti dua orang yang takut batas rapuh di antara mereka runtuh. Atau mungkin, takut mengakui bahwa dinding yang selama ini mereka bangun ternyata setipis kaca.Namun, perlahan, ciuman itu berubah. Dari yang lembut jadi kasar, terburu-buru, dan terlalu panas untuk disebut ragu-ragu. Badai yang selama ini terpendam tumpah ruah, membakar hingga ke tulang.Tangan Rayhan berpindah, menyentuh pipi Alesha, menelusuri garis rahangnya yang halus. Napas mereka beradu di sela ciuman yang semakin dalam. Setiap sentuhan terasa seperti pengakuan terlarang, yang selama ini dipendam rapat.“Alesha …,” bisik Rayhan, suaranya serak dan penuh perih sekaligus ingin. “Aku … sudah terlalu lama ingin ini.”Rayhan menatap Alesha yang diam di hadapannya. Dia tak bergerak, tak mengucap sepatah kata pun, hanya membiarkan tubuhnya tetap dekat. Mata Alesha perlahan tertutup, dan dalam diam itu, Rayha
Last Updated : 2025-07-16 Read more