Pagi itu dirumah yang masih dianggap sebagai rumah mertuanya kembali riuh seperti pasar. Suara tumit sepatu menjejak marmer, tawa sinis, dan bunyi piring yang dibanting dari dapur menjadi musik pengiring sarapan Elkan. Elkan duduk di ujung meja panjang, kursinya sepertisengaja dibuat agak jauh dari yang lain, seolah memang tak pantas berada di lingkaran itu. Semua yang sudah terjadi rupanya belum cukup membuat Elkan untuk bisa lebih dihargai di rumah ini.atau mungkin orang-orang di rumah ini masih tidak rela jika Elkan memegang kuasa di rumah ini?“Eh, Elkan, tolong nanti bersihin garasi, ya, sekaligus cuci semua mobilnya. tapi hati-hati, jangan sampai lecet mobil kitaitu. harganya mahal-mahal,loh! ” kata Sinta, kakak iparnya, sambil menyesap kopi dan menatap Elkan dengan tajam bagai menatap sampah yang berserakan di jalanan. “Tamu Mama nanti sore mau lihat mobil koleksi, jadi jangan sampai kotor.”Elkan menoleh, menatap sekilas wanita itu. “Baik,” jawabnya pendek tanpa memperdulika
Huling Na-update : 2025-08-13 Magbasa pa