Langit sore mulai berubah jingga saat Hana berdiri di depan pintu rumah besar keluarga Prasaja. Tas kecil di tangannya terasa begitu berat, bukan karena isinya, tapi karena hatinya yang enggan melangkah pergi.“Bunda, jangan pergi…,” suara kecil itu terdengar serak, disusul dengan tangisan Elvan yang berlari memeluk kaki ibunya. Air matanya membasahi gaun Hana, mengguncang seluruh perasaan yang sudah Hana tahan sejak pagi.“Elvan sayang, Bunda cuma mau pulang sebentar, Bunda nggak pergi jauh, kok,” ucap Hana lembut, mengusap rambut hitam putranya yang mulai basah oleh air mata.Elvan menggeleng keras, suaranya pecah, “Enggak! Kalau Bunda pergi, nanti Bunda nggak balik lagi kayak dulu. Elvan nggak mau, Yah…," Hana tersentak, ucapan putranya mengenai dirinya yang pergi.Arsa yang berdiri tak jauh dari mereka ikut menunduk, berusaha menahan emosinya sendiri. Ia berjongkok, menatap anaknya sejajar. “Nak, dengar kata Ayah, ya? Bunda cuma pulang sebentar. Ayah janji, Bunda pasti balik. Ayah
Last Updated : 2025-10-19 Read more