“Andai saja anak itu tidak cacat, aku pasti mengakuinya dan tidak membuangnya pada pelacur itu,” ungkap Dahlia mendengus sedih, namun sorot matanya sedikitpun tidak menunjukan penyesalan atas apa yang dia lakukan, menganggap bahwa kesalahan terletak pada Isela, bukan dirinya.Dahlia mencengkram erat sikunya, tenggelam dalam kenangan masa lalunya yang saat dia melahirkan Isela ditemani oleh Ramora, satu-satunya orang yang melindungi dan membantu tindakan Dahlia.“Saat aku membuangnya, aku merasa sempurna dan bahagia Ramora, aku melihat masa depan yang cerah bersama keluargaku. Namun, saat pelacur itu menelpon, aku seperti terjebak dalam kegelapan lagi, aku kesulitan untuk menolak karena itu aku bersedia membawa kesini.”“Aku pikir, aku akan baik-baik saja. Namun setiap kali aku melihat matanya yang cacat itu, aku sangat marah dan membencinya. Dia seperti dosa berjalan untukku, kehadirannya begitu menggangguku, dia aib yang ingin aku lenyapkan dalam hidupku,” lirih Dahlia terdengar san
Terakhir Diperbarui : 2025-10-03 Baca selengkapnya