All Chapters of Isela: Putri yang Terbuang: Chapter 41 - Chapter 50

“Bukankah dirumah ini ada banyak kamera cctv? Anda bisa memeriksanya, apakah benar saya diberi titipan cincin pagi ini?” tantangan Isela tercetus ditengah tuduhan yang mengarah padanya. “Saya bertemu Nyonya Dahlia dibelakang rumah, periksa saja cctv di sana dan lihat kebenarannya.”Ruangan itu dibuat hening sejenak oleh keberanian seorang anak yang tetap duduk tegak, teguh dengan pendiriannya, menolak mengakui sebuah pencurian.Pelukan Grayson pada Avery sedikit mengendur. “Jika cctv itu membuktikan kau berbohong, apa tanggung jawabmu?” tanya Grayson, teguh membela pernyataan isterinya.Isela menarik napasnya dengan sesak, sekali lagi dia mengusap keningnya yang masih berdarah. “Saya akan meninggalkan rumah Anda malam ini juga. Namun jika saya yang benar, saya ingin mendengar permintaan maaf dari Nona Avery yang telah memaki dan melukai saya, dan terutama permintaan maaf dari Nyonya Dahlia.”“Aku tidak akan pernah meminta maaf meski kau tidak salah!” teriak Avery tidak terima dengan

“Kau marah padaku Grayson?” tanya Dahlia pelan.Sejak kejadian tadi, Grayson mendiamkannya dengan cara yang dingin, sedikitpun tak menggubris apapun yang Dahlia katakan kepadanya, Grayson berkali-kali membuang muka enggak melakukan kontak mata.Di mata Grayson, apa yang dilakukan Dahlia adalah kecerobohan bodoh dan sama sekali tidak masuk akal.“Grayson, aku tidak tahu apalagi yang harus aku jelaskan padamu sekarang. Aku sendiri sama sekali tidak pernah menduga bahwa kejadian hari ini terjadi,” bela Dahlia merintih sedih, kembali membangun cerita untuk mendapatkan kepercayaan suaminya.Grayson membuang muka, dia menyimpan amarahnya dalam diam.Dahlia mendekat dan memeluk suaminya dari belakang. “Sayang, cobalah kau pikir, jika aku berbohong apa untungnya untukku melakukannya? Apa alasanku untuk melakukannya? Aku yang membawa Isela ke rumah ini dari dalam kesulitannya. Salahku hanya satu, aku terlalu mempercayainya padahal aku baru mengenalnya. Aku lupa dia tumbuh di lingkungan yang b

Bentakan Grayson yang memanggil namanya membangunkan Dahlia dari tidur lelapnya. Wanita paruh baya itu mengerjap pelan dan perlahan bangkit, melihat Grayson yang berdiri dalam ketegangan, memandanginya dengan tatapan tajam penuh penghakiman. ‘Apa yang telah terjadi?’ batin Dahlia bertanya. Dahlia mengerjap mengumpulkan kesadarannya, "Ada apa Grayson?" Pupil mata Grayson gemetar, hatinya mendidih panas diledaki oleh amarah, mendapati cincin yang telah dipermasalahkan semua orang termasuk dirinya, rupa-rupanya ada kamar Grayson dalam keadaan tergeletak begitu saja! Grayson mendekat dalam beberapa langkah, dengan kasar dia melempar cincin yang telah ditemukannya ke ranjang. Dahlia yang baru mendapatkan seluruh kesadarannya langsung shock, wajahnya pucat pasi, mulutnya ikut kaku kesulitan untuk berbicara. “Ba-bagaimana bisa..” bisik Dahlia tidak dapat melanjutkan kata-kata. Rahang Grayson mengeras, pertanyaan bodoh Dahlia semakin membuatnya naik pitam. “Aku yang seharusnya b

Suasana sarapan pagi terasa lebih dingin dari biasanya, tidak ada percakapan yang terjadi, semua orang sibuk dengan pikirannya sendiri, terutama Grayson yang tampak sangat muram hingga tak memandang Dahlia sedetikpun.Kemarahan Grayson masih berlanjut sampai pagi ini, dia mendiamkan Dahlia sekalipun Dahlia telah meminta maaf padanya berkali-kali.Disisi lain, Riven dan Sanders pun terlibat ketegangan setelah kejadian semalam. Avery berdeham, memecah keheningan yang menggantung. Ia melirik Dahlia dan Grayson yang duduk berjauhan. “Tentang cincinku… sebentar lagi aku akan ulang tahun. Bisakah ayah dan ibu membelikannya lagi untukku?” tanyanya, masih belum melepaskan topik cincin.Avery begitu menyukai cincin ruby langka itu. Ia masih belum bisa menerima kenyataan, cincin yang seharusnya diperuntukkan baginya kini hilang, dan lebih parah lagi, telah berada di tangan pelayan yang paling ia benci.Avery merasa, dia berhak menuntutnya lagi karena hilangnya cincin bukanlah salahnya.Jika ib

Alunan suara musik mengalun indah di dalam sebuah rumah mewah, sebuah pesta besar akan segera berlangsung setelah respesi yang berjalan lancar satu jam lalu. Itu adalah pesta pernikahan Mante Hemilton, kakak Jach.Hari ini, seluruh anggota keluarga besar Hemilton telah berkumpul, merayakan pernikahan Mante.Ketukan tongkat terdengar dari belakang, seorang pria paruh baya terbalut dalam pakaian serba hitam dengan satu mata yang tertutup karena kebutaan akibat suatu insiden 4 tahun lalu.Dia adalah Elisio Hemilton, peminpin tertinggi organisasi, sekaligus ayah Jach.Empat tahun lalu, Mante pernah akan melangsungkan pernikahan dengan kekasihnya bernama Gloria. Namun sehari sebelum pernikahan itu belangsung, identitas Gloria akhirnya terbongkar, dia adalah seorang mata-mata kepolisian yang sengaja ditugaskan untuk menyelidikan bisnis kotor keluarga Hemilton.Gloria dikirim untuk menghabisi Elisio Hemilton, sama seperti apa yang pernah dia lakukan pada Halu Hemilton, kakak tertua Jach.Saa