“Tidak akan aku ijinkan!”Bahu David tegang, ia berjalan mondar-mandir lalu tiba-tiba menghentak meja dengan telapak tangan. Cangkir kopi di atasnya terguncang, hampir terguling.Ia baru mendapat pesan dari Rosa lewati Hans karena tidak bisa menghubungi dirinya.“Kalau dia memaksa, akan aku rebut anak-anak!” Suaranya rendah, nyaris bergetar. Matanya menyala penuh amarah. Tangannya mengepal di sisi tubuh, menahan emosi yang hampir meledak lagi.“Tenang Tuan!” Hans yang sejak tadi hanya diam, berjalan mendekat. Suaranya pelan.David menoleh tajam, napasnya tersengal. “Tenang? Dia mau membawa anak-anakku pergi! Kau pikir aku bisa tenang mendengar itu?”Baru kali ini Hans melihat tuannya meluapkan emosi, ia sempat tertegun. Tepatnya terkejut. Ternyata di balik wajah dinginnya ada karakter yang tersimpan rapi.“Pakai strategi Tuan, jangan secara langsung. Seperti yang sering Tuan lakukan dalam bisnis.” Bujukan Hans sepertinya langsung mengenai sasaran.Tampak raut wajah David sudah mulai t
Terakhir Diperbarui : 2025-09-18 Baca selengkapnya