Seketika, raut wajah Penny langsung pucat.Dia langsung reflek berlutut di lantai, memelas dengan suara lirih,“Maaf Kak Lisa, aku benar-benar lupa! Jangan marah, aku bisa ganti rasa lain.”Tingkahnya yang begitu menyedihkan itu terlihat sangat lihai, sampai-sampai aku malah merasa sangat konyol.Waktu pertama kali membuat kue krim kacang, aku benar-benar tidak tahu kalau dia alergi.Saat itu dia hanya bilang, “Aku mau rasa krim kacang.” Demi menyenangkan hatinya, aku terus mencoba berkali-kali, bahkan sampai terkena luka bakar, baru berhasil membuat hasil yang lumayan.Namun, dia malah alergi sampai nyaris masuk UGD.Begitu sadar, dia langsung lari ke pelukan Billy, sambil menangis dan membelaku, “Kakak, Kak Lisa itu berniat baik. Dia bilang nggak masalah kalau hanya coba sedikit. Semua ini salahku, aku yang nggak bisa menahan diriku, bukan salahnya….”Sementara itu, aku hanya bisa berdiri di samping ranjang rumah sakit, menatap tatapan penuh tuduhan dari Billy dan kakakku, mencoba m
Baca selengkapnya