Retno menyambut kedatangan anak dan menantunya dengan senyum lebar. Perempuan paruh baya itu bahkan berjalan cepat menghampiri, menyentuh lengan Naira dengan penuh kasih.“Dari periksa kandungan, ya?” tanya Retno dengan antusias, matanya berbinar penuh harap.Naira tersenyum tipis, menggeleng pelan. “Belum, Bu. Masih beberapa hari lagi jadwalnya.”Ia kemudian menoleh pada Aditya sejenak sebelum menambahkan, “Kebetulan teman yang saya temui teman… temannya Mas Aditya juga. Jadi sekalian kami ngopi bareng.”“Oh, begitu…” Retno mengangguk, meski nada suaranya terdengar penasaran.Namun, ia tak menanyakan lebih jauh. Hatinya hanya dipenuhi rasa syukur melihat anak dan menantunya pulang bersama, terlihat begitu harmonis dan rukun.“O iya, jangan banyak-banyak ngopi, ya. Nggak bagus untuk kandungan kamu,” lanjut Retno dengan tulus.Naira tersenyum sambil mengangguk samar. “Saya tidak minum kopi, Bu. Tadi hanya berbincang sebentar bareng Mas Adit dan temannya.”Obrolan ringan pun mengalir, R
Terakhir Diperbarui : 2025-08-11 Baca selengkapnya