Beberapa Minggu Kemudian.“Enak juga nggak ngantor,” gumam Nayara pelan, jemarinya menggulir layar ponsel. Devanka duduk santai di sofa ruang keluarga mengenakan kaus polos abu-abu dan celana pendek, sementara Nayara bersandar di bahunya sambil memegang segelas jus jeruk.“Mumpung weekend, Sayang. Anggap aja cuti nemenin istri hamil muda,” sahut Devanka, mengecup puncak kepala istrinya. “Lagipula rumah lagi sepi, Papa Mama ke Bandung, kan?”Nayara mengangguk. “Iya. Dua hari katanya.”Belum sempat Devanka menjawab, suara bel rumah mendadak berbunyi nyaring. Mereka saling pandang.“Siapa, ya, siang-siang begini?” tanya Nayara, meletakkan jusnya.Devanka bangkit pelan. “Biar aku bukain.”Namun, begitu pintu terbuka, wajahnya sontak menegang. Di depan sana berdiri Li Xiu, dengan wajah pucat, tubuh sedikit lebih kurus dari terakhir kali mereka bertemu. Di sampingnya, Lance, pria jangkung berwajah teduh, mengangguk sopan.“Devanka,” sapa Li Xiu, bergetar pelan. “Sorry ganggu siang-siang, t
Last Updated : 2025-10-21 Read more