“Aduh, kok jadi pusing, ya?” desisnya pelan sambil memegangi pelipis.Nayara masih duduk di tepi ranjang, napasnya tersengal. Baru saja ia menekan tombol kirim pada pesan balasan untuk Li Xiu, kepalanya mendadak berputar.Dadanya bergemuruh, perut terasa mual. Ia buru-buru berlari kecil ke kamar mandi. Begitu pintu terbuka, ia langsung berjongkok di depan kloset.“Ughhh—”Isi perutnya tumpah tanpa ampun. Suara muntah bercampur air membuat tubuh mungilnya terguncang. Satu tangan memegangi pinggiran kloset, satu lagi menekan perutnya sendiri.“Ya Tuhan ...,” racaunya lirih, di sela mual yang tak kunjung berhenti.Air mata merembes, bukan hanya karena muntah, tapi juga campuran emosi. Kepalanya menunduk, helai rambut menempel di pipinya yang basah.“Maafin Mama, ya, Nak,” bisiknya terputus-putus, seolah berbicara pada janin yang masih sangat muda di dalam rahimnya. “Mama belum bisa jaga perasaan dengan baik, Mama stres banget tadi lihat video itu.”Ia menyeka mulut dengan tisu, lalu kemb
آخر تحديث : 2025-09-22 اقرأ المزيد