Suara dering ponsel di meja nakas terdengar nyaring, membuat Nayara yang masih duduk di depan cermin menoleh cepat. Rambutnya baru saja disisir rapi, gaun hamil berwarna sage-nya jatuh lembut menutupi perut yang kian membesar.Ia melirik layar, Vanya.“Duh, pagi-pagi udah heboh aja anak ini,” gumamnya, lalu menekan tombol hijau.“Halooo, Nay!” pekik Vanya langsung terdengar panik dan nyaris teriak.“Ya Tuhan, aku deg-degan banget, tangan aku dingin semua, Nay! Aku bahkan lupa cara napas, sumpah!”Nayara terkikik, mencoba menahan tawa. “Kamu kenapa, sih? Tenang dulu. Kamu ini mau lamaran, bukan mau ujian skripsi.”“Aku tahu!” Vanya hampir memekik. “Tapi gimana, Nay? Tamu bentar lagi datang, make up baru setengah, Mama aku udah panik duluan, tukang dekor belum selesai naro bunga di pelaminan mini, aku pengen kabur aja ke dapur, sumpah!”Nayara sampai menahan perutnya saking geli. “Vanya, duduk dulu, ya. Tarik napas, hembuskan. Jangan mikir banyak. Kalau kamu pusing sekarang, nanti pas A
Last Updated : 2025-10-31 Read more