All Chapters of 200 Hari Jadi Pacar Pura-pura Pewaris Tampan: Chapter 31 - Chapter 40

53 Chapters

31. Sekarat

Hampir tiga jam Lia dan Haikal bermain di game center. Puas main sampai lelah, mereka berdua akhirnya memutuskan untuk pulang. Sebelum itu tidak lupa mereka memburu jajanan di pinggir jalan. Meski sebelumnya mereka sudah makan, tetapi karena main tiga jam juga menghabiskan banyak energi, Lia akhirnya lapar lagi. Waktu menunjukkan pukul lima sore. Mereka memutar mencari jajan hampir satu jam lamanya. Dalam perjalanan pulang, Lia melewati apartemen Damian. Entah kerasukan setan apa, ia tiba-tiba meminta Haikal berhenti di depan apartemen pacarnya, turun di sana. Lia juga tidak mengerti, tapi ia mengkhawatirkan suatu hal sejak tadi. Ponsel Damian masih tidak aktif hingga detik ini. Perasaan Lia jadi tidak enak mengingat lelaki itu tinggal sendiri—Julian adik lelaki itu sudah pulang beberapa hari yang lalu. Bagaimana jika Damian sakit parah dan tidak ada yang mengurus? Bagaimana jika ternyata lelaki itu meninggal di apartemen dan tidak ada yang tahu? Lia menggelengkan kepala, meng

Last Updated : 2025-08-22

32. Di Rumah Sakit

Waktu menunjukkan pukul 8 malam di jam tangan Lia. Lia menatap Damian yang baru saja diperiksa lagi. Lelaki itu sudah dipindah dari IGD ke kamar rawat inap. Baru saja siuman sehingga dokter datang. Wanita berjas putih itu juga yang menjelaskan penyakit yang diderita lelaki itu tadi. Tidak lupa mengingatkan pantangan makanan dan minuman yang harus Damian jauhi untuk saat ini. Setelah pemeriksaan selesai, dokter dan perawat keluar, meninggalkan mereka berduaan saja di kamar. Haikal langsung pulang setelah Damian ditangani. Ia yang menyuruh sahabatnya itu pulang, tidak mau mengganggu waktunya lebih lama. Lia menghela napas, duduk di sofa kamar VVIP itu sembari bersedekap dada. "Lo minum americano berapa shots kemarin?" tanyanya. "Cuma enam," jawab Damian. Lia melebarkan mata. "Cuma kata lo? Enam itu dah banyak. Mana lo belum sarapan kan? Emang, ya, cari mati beneran." Damian bergeming di atas ranjang. Infus masih terpasang di tangan kanannya. Tadi saat pertama kali datang ke ruma

Last Updated : 2025-08-23

33. Mama Damian

Lia sempat beranggapan Damian tidak akur dengan orang tuanya melihat lelaki itu tidak suka jika mereka datang. Rupanya tidak begitu. Lelaki itu mungkin hanya takut membuat khawatir keluarga. Buktinya mereka terlihat baik-baik saja saat bertemu. Damian tampak baik dan sayang pada ibunya, begitu juga sebaliknya. Julian yang notabenenya adik laki-laki saja disayang, apalagi ibunya? Tidak usah jauh-jauh. Arin saja lelaki itu bucini, apalagi wanita yang telah melahirkan lelaki itu. Lia paham kalau Damian tipe penyayang meski diam, tapi entah mengapa jika di hadapannya lelaki itu mendadak seperti setan. Rasanya seperti Damian punya dendam kesumat padanya. Padahal apa sih salahnya? "Kamu punya pacar kenapa nggak cerita ke Mama, Kak?" tanya mama Damian ketika Lia kembali datang ke rumah sakit, memperkenalkan diri sebagai pacar. Lia awalnya bingung dan tidak tahu harus jadi siapa di hadapan ibu Damian. Ia tidak tahu apakah harus berpura-pura juga. Pada akhirnya, ia mengenalkan diri sebag

Last Updated : 2025-08-24

34. Pasar Malam

"Mau pesen americano." Lia melototi Damian yang barusan keluar dari kamarnya. "Jangan macem-macem." Sudah sepekan lebih dari kejadian Damian hampir mati karena asam lambung dan ISK. Lia ada di apartemen lelaki itu seperti biasa. Kali ini sedang mengerjakan tugas karena deadline-nya dua hari lagi. "Kaga kapok lo kemarin hampir mati?" kata Lia kemudian. Damian menghela napas, ikut bergabung mengerjakan tugas di ruang tamu.Jadi mahasiswa memang merepotkan. Rasanya tidak bisa tenang jika belum liburan. Tugasnya banyak sekali. Belum memahami banyak materi. Belum nanti saat ujian. Belum mengaplikasikan ilmu yang didapat. Lia suka belajar, tapi jika sekaligus memikirkan ekonomi rasanya gila juga. Hidup Damian enak sekali hanya belajar dan belajar tanpa memikirkan uang.Lia menggelengkan kepala ketika teringat sesuatu. Ia tidak bisa membandingkan hidup satu sama lain. Meski kaya, Damian punya beban perusahaan di pundaknya. Hanya saja tetap lebih nikmat dibanding bingung cari kerja dan ua

Last Updated : 2025-08-25

35. Malam Berkesan

Pasar malam semakin ramai ketika waktu mulai merangkak menuju tengah malam. Beberapa lagu terputar kencang melalui pengeras suara besar di sana, menambah keramaian yang ada. Bulan purnama di atas langit ikut menambah terang benederang pasar malam yang sudah terang. Lia yang baru saja menaiki komedi putar dan berswafoto ria bersama Damian segera turun. Ia menyapu pandang, melihat keadaan sekitar yang masih saja ramai. Sejujurnya Lia senang-senang saja diajak pergi Damian ke pasar malam. Ia jadi nostalgia ke masa lalu saat bapak mengajak Lia dan Aji pergi ke tempat yang sama. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari masa-masa itu. Setiap ingat rasanya ia ingin kembali ke sana. Menjadi anak kecil yang tidak memiliki beban, bermain riang kapan saja dan di mana saja. "Rumah setan?" ajak Damian. Lia menatap rumah yang tampak seperti kemah besar itu. Ia berpikir sejenak. Tidak masalah. Ia perlu meningkatkan keberaniannya menghadapi makhluk ghaib. Pasalnya, gara-gara kejadian di perpustakaa

Last Updated : 2025-08-26

36. Tantangan Malam Minggu

Perihal takut tidak sungguhan pada setan sepertinya belum selesai antara Lia dan Damian. Beberapa hari setelah pergi ke pasar malam, Damian menantangnya menonton film horror. Lia yang tidak terima dibilang penakut tentu saja menerima tantangan itu. Kemudian, malam ini, saat waktu di jam dinding menunjukkan pukul 8 malam, Lia dan Damian sudah bersiap di tempat. Jika biasanya Lia pergi ke apartemen Damian siang hari, karena ada acara menonton film akhirnya ia datang saat malam hari. Peraturan pertama saat menonton, tidak boleh reflek memeluk atau dianggap gugur. Kedua, tidak boleh menutupi wajah dengan bantal. Ketiga, tidak boleh berteriak atau dianggap takut. Lia pikir itu hal mudah. Nyatanya, saat menonton langsung, ia hanya bisa memeluk bantal di depannya sembari menggigit bibir. Sialnya, Damian di sebelahnya justru biasa saja. Menonton dengan tenang sembari memakan cemilan di depannya. Lia sungguhan salah menerima tantangan Damian. Lelaki bak setan itu tentu saja tidak takut sesu

Last Updated : 2025-08-27

37. Haikal Marah

Lia terbangun dari tidurnya di tempat yang sama seperti sebelumnya; sofa 'orang kaya' milik Damian. Ia mengucek mata saat sadar, menatap Damian yang masih tertidur di sofa lain tak jauh darinya. Lelaki itu sungguhan menemaninya di ruang tamu tadi malam. Lia bangkit berdiri, mengambil tas gantungnya. Waktu menunjukkan pukul 6 kurang di jam dinding. Ia berniat pulang ke rumah sekarang. Tidak pamit karena Damian masih tidur. Lagi pula lelaki itu pasti tahu Lia pulang ke rumah. Berjalan keluar dari apartemen Damian, Lia mengecek ponselnya. Ada beberapa panggilan tidak terjawab dari Haikal. Tadi malam dan beberapa menit yang lalu. Lia berniat menjawab nanti sehingga meluncur ke aplikasi pemesan taksi online. Setelah memesan taksi, Lia segera turun ke bawah, menunggu taksi itu di sana. Lia bisa pulang menggunakan taksi online tadi malam. Hanya saja perkataan Damian tentang hal gaib serta kejadian di perpustakaan memenuhi kepalanya. Alhasil, Lia memilih menginap semalam di apartemen lela

Last Updated : 2025-08-28

38. Drama Cinta Segitiga

Minggu malam ini Lia gabut.Semua tugas kuliahnya sudah selesai dan ia malas melanjutkan kegiatan menonton drama. Alhasil, ia hanya scroll IG dan twitter sejak tadi. Menertawai postingan apa pun di sana. Kadang ikut berkomentar di kolom IG artis mancanegara favoritnya.Memang dasar anak gen Z. Padahal banyak kegiatan bermanfaat ketika gabut selain scroll media sosial. Coba saja membuat list kegiatan selama sepekan. Atau menulis wishlist achievement sebelum nanti berusia 25 tahun. Pasti seru dan memotivasi. Hanya saja ini ini Lia. Ia malas dan tidak kepikiran. Alih-alih melakukan hal bermanfaat, ia malah kepikiran membuat status alay.Gue gabut. Ajak jalan yok.Lia nyengir di depan handphone ketika Haikal langsung me-reply statusnya beberapa detik kemudian.HaikalGas. Mau ke mana?Sebenarnya tujuan Lia membuat status tersebut memang untuk mengkode Haikal. Jadi ia nyengir lebar ketika sahabatnya membalas. Haikal itu jika diajak main pasti gerak cepat. Memang dasarnya suka kelayapan. A

Last Updated : 2025-08-29

39. Pasangan Baku Hantam

Sebentar lagi UAS akan datang. Sepekan kemarin Lia sibuk mengerjakan tugas dan menambal catatan. UAS selalu memusingkan itu. Semester ini terasa lebih baik karena ia tidak bekerja part-time seperti yang lalu-lalu. "Banyak banget catetan gue yang nggak ada. Males banget nambal," keluh Lia di perpustakaan universitas. Ia menghela napas panjang, memijat kepala kening sembari me-review mata kuliah yang ada. "Emang gue kaga?" Haikal balik bertanya.Lia menoleh ke Haikal, berdecak. "Kal, seinget gue pas SMA dulu gue tuh tipe nggak perah ngeluh kalau dikasih tugas banyak. Gue malah seneng kayaknya berasa orang sibuk. Tapi setelah kenal lo, gue makin bego aja. Kerjaan gue ngeluh dua empat per tujuh.""Anjir. Maksud lo apa ngomong begitu?"Lia menggeleng, nyengir. "Nggak. Gue pengen nyalahin lo aja.""Yeee. Kalau males, salahin diri sendiri aja. Enak banget nyalahin gue. Gue justru males gegara temenan sama lo. Kalau ketemu bukannya nugas malah ngajak ngeghibah." Haikal berkata memutar balik

Last Updated : 2025-08-30

40. Pemaksaan ke Sekian Kali

Keesokan harinya, Retta, teman Lia yang memiliki resor di Gili Trawangan benar-benar menawarkan resornya.Lia bertemu Retta saat sedang menunggu jemputan Damian di taman fakultas. Teman satu fakultasnya itu menawarkan hal sama seperti yang Rendi ceritakan kemarin. Retta punya bisnis resor yang baru dibangun. Alhasil, memberi promo pada teman-temannya untuk menginap di sana."Bukan resor mewah bintang lima sih, Li. Mirip pondok kayu tapi enak kok buat ditinggalin," ujar Retta.Lia berpikir sejenak. "Gak tahu, ya, Ta, gue bakal ikut atau nggak. Lo tahu kan, gue anak rantau. Jadi buat sekarang nggak mikir buat jalan-jalan dulu," jawabnya. Padahal ya sebenarnya uang dari Damian masih ada banyak.Retta mengangguk mengerti. "Gue ngerti kok, Li. Siapa tahu aja Damian mau bayarin lo jalan-jalan gitu."Lia mengernyitkan dahi. "Lo kenal Damian?"Retta mengangguk. "Siapa sih yang nggak kenal Damian, Li?”Benar. Damian sudah cukup famous, lalu wanita di hadapan Lia sekarang adalah social butterfl

Last Updated : 2025-08-31

1 2 3 4 5 6

SCAN CODE TO READ ON APP