Semua Bab Misi Memikat Bos Wanita : Bab 111 - Bab 120

Rafael tidak tahu kemampuan macam apa yang dimiliki Angel hingga bisa mengganti wajah. Jelasnya, musuh yang bisa melakukan klamufase seperti ini jauh lebih berbahaya. Mereka bisa saja bertemu di satu tempat, saling berhadapan, tetapi dia tidak bisa mengenalinya lagi. Untungnya, mata Angel itu tidak bisa menyembunyikan apapun. Orang bisa mengganti wajah mereka, menjadi apa saja, tetapi tidak dengan mata dan cara menatap. "Aku merasa sangat mengenal Angel dengan baik. Aku bahkan bisa mengenalinya. Sistem, apakah ini disebut cinta dan benci?" Rafael bertanya saat dia berjalan ke dalam ruangan pertemuan. [Bisa dikatakan begitu. Target Anda adalah Bos Wanita, maka musuh Anda adalah Angel. Ini permainan yang sebenarnya. Jadi, Anda tidak bisa terkena serangan musuh dan mendapatkan poin minus. Sebaliknya, Anda harus berusaha mencapai target dan mendapatkan poin. Tuan Rumah, saya rasa Anda sudah paham cara bermain ini] Sistem menjawab dengan emoticon dua jempol untuk Rafael."Maka, aku harus

Khahitna terkejut dengan kemampuan Rafael sekarang. Dulu, pria ini sangat polos dan putih. Hampir-hampir mengira bahwa Rafael adalah bayi yang tidak mengerti apa itu napsu dan seks. Namun, sekarang pandangannya berubah. Agaknya, Rafael tidak semurni dulu lagi. Hanya saja, semakin Rafael tidak murni dan tidak sepolos dulu, semakin dia menyukainya. Rafael akhirnya bisa menjadi lawan mainnya. [Tuan Rumah, poin minus dibersihkan. Selamat! Anda juga mendapatkan 10 poin dari Bos Wanita. Silakan lanjutkan perjuangan Anda] Sistem gembira dan menanti adegan yang lebih panas dari sekadar lidah yang bertemu lidah. Rafael mendengarkan Sistem, mendorong Khahitna untuk mengakhiri ciuman, dan bangun. Dia tersenyum dengan mata mabuk yang sayu. "Aku belum mandi. Aku harus mandi dulu." Tanpa aba-aba, Rafael melarikan diri ke kamar mandi. Khahitna yang terbakar napsu terpana. Dia terengah-engah dan kabut membara di matanya menatap pintu kamar mandi yang tertutup. Dia melihat dirinya lagi yang hampir

Hari itu, Albert membantu Rafael mengemasi barang-barang yang akan dibawa. Beberapa potong pakaian, alat-alat mandi, dan naskah-naskah dikemas dengan rapi. Selama berkemas, Albert terganggu. Rafael tidak akan membawanya. Jadi, di sana, siapa yang akan mengurus Tuan? Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan masuk ke perut Tuan yang tidak suka makanan dari luar itu. Atau, siapa yang akan membuatkannya air madu setiap hari? Memikirkannya saja sudah cukup membuat Albert ingin membuat permohonan kepada Khahitna agar Rafael membawanya pergi juga. Saat berkemas dengan cemas, Alex datang. Pria gagah dan tampan itu membantu juga memeriksa mobil Rafael yang akan dibawa. "Saudara Alex, apakah Anda akan pergi dengan Tuan?" Albert bertanya dengan mata tua yang sedih. "Ya, saya diutus Tuan Besar untuk menjaga Tuan Muda. Apakah ada sesuatu?" Alex menjawab, lalu menatap Albert dengan tanya. "Ya ...." Albert mengeluarkan buku catatan. "Saudara Alex, kita mengabdi di kediaman ini bersama-sama. Sa

Tuan Arnold yang dermawan dan murah hati tidak bisa menahan tawa. Keluarganya tidak lagi bertanggung jawab atas dirinya. Cerita si miskin dan kaya tidak akan pernah terjadi jika itu bersamanya. "Lalu, apa kau suka menikah dengan pria miskin juga?" Arnold memasuki lift dan Merry menyusul. "Tidak apa-apa kaya, asal itu bukan dirimu." Merry menjawab dan tertawa lagi. Arnold menggeleng. Agaknya, bos dan asistennya tidak jauh berbeda: sama-sama menolaknya. "Tapi, sebenarnya, kalau Tuan Arnold serius, aku juga akan serius. Jujur saja, hanya Presiden yang menolak Anda. Jika itu yang lain, mereka selalu berharap bisa bersanding denganmu. Anda tidak kekurangan wanita yang ingin dinikahi." Kali ini, keseriusan melintas di mata Merry ketika dia menatap profil Arnold dari samping. Yang dikatakan oleh Merry benar adanya. Khahitna mungkin satu-satunya anomali di perusahaan ini. Akan tetapi, lainnya jelas punya mata dan tahu menilai. Siapa yang tidak ingin Arnold? Tidak ada, kecuali Khahitna. M

Sistem tidak berdaya dan melakukan pergantian tubuh dengan cepat. Aliran waktu terhenti dan segala sesuatu di dunia jatuh dalam keadaan diam. Rafael berkedip lambat dan menyadari bahwa Khahitna menyentuh pipinya dengan lembat, tetapi sangat lembut. Rafael terpana lagi dan memejamkan mata. Ketika proses pergantian tubuh selesai, waktu kembali dan Khahitna yang sebenarnya tidak terpengaruh sama sekali menggeser jarinya ke bibir Rafael. "Sudah, ya?" Khahitna memasukkan jari telunjuknya ke mulut Rafael. Kening Rafael mengerut. Dia jelas tentang tubuhnya. Ketika membuka mata lagi, dia menyadarinya: ini tubuh jiwanya! "Sistem, apa yang terjadi? Mengapa ini tubuhku? Ganti, cepat! Aku tidak ingin dilecehkan!" Dalam kepalanya, Rafael berteriak panik. [Saya offline] Sistem tidak mau bicara lagi dan sedang membuat surat pengunduran diri. Persetan dengan misi memikat Bos Wanita yang dijalani Rafael, dia sangat kacau. "Apa yang sudah?" Rafael menatap waspada. "Bukan apa-apa. Maksudku, kau s