Hening kembali merayap di parkiran yang hanya diterangi lampu jalan. Angin malam berhembus lembut, namun di dada Lea segalanya tetap sesak dan berat. Jemarinya masih menekan map yang kusut, seolah jika ia melepaskannya maka semua kebenaran kelam itu akan lepas dan menelannya bulat-bulat.Ia menatap Jerry lama, matanya basah namun sudah tidak lagi sekadar rapuh ada ketegasan yang mulai tumbuh di balik sorot itu.“Jer,” suara Lea terdengar parau, tapi perlahan menguat, “aku tidak bisa menjawab sekarang. Apapun yang kamu tawarkan, pernikahan kontrak, aliansi, semua ini terlalu besar untuk kuputuskan malam ini juga.”Jerry mencondongkan tubuh sedikit, seolah siap meyakinkan lagi, namun Lea langsung mengangkat tangannya, menghentikannya.“Dengarkan aku dulu,” ujarnya tegas. “Aku butuh waktu. Sampai besok siang. Saat makan siang, aku akan memberikan jawaban apakah aku akan menerima pernikahan kontrak ini, atau aku memilih jalan lain.”Jerry ter
Terakhir Diperbarui : 2025-09-25 Baca selengkapnya