All Chapters of Mencuri Calon Suami Adikku: Chapter 111 - Chapter 120

“Itu—” Suri menyipitkan mata, karena melihat Luna mendekati lantai dansa bersama pasangan yang tidak terduga—Kaiden.Wajah Luna tampak puas, karena tentu ia menjadi pusat perhatian saat menggandeng tangan Kaiden.“Abaikan. Kaiden menerima siapa saja yang mengajaknya berdansa. Dia terlalu baik hati pada setiap wanita. Tidak berarti menyukainya.” Leland hanya mendengus saat melihatnya.Suri agak mencibir—tidak rela melihat Kaiden menyentuh pinggang Luna.“Kau marah pada Luna, atau Kaiden?” Leland menekan pelan pipi Suri, mengalihkan perhatiannya.“Ti–tidak.” Suri tentu marah pada Luna—kesal melihatnya tersenyum lebar dan merasa menang.Tidak ada apa-apa diantara mereka—pun Suri sadar kalau sebagai penggemar, ia tidak boleh cemburu berlebihan saat Kaiden menggandeng wanita.Tapi apa harus Luna?“Kai! Sebentar.” Leland memanggil, dan Kaiden berpaling dengan cepat. Ia melepaskan Suri, dan tampak meminta maaf sebelum meninggalkannya.Suri harus menekan bibirnya dengan tangan berpura-pura ter

“Maafkan saya, My Lady. Saya sudah mencoba untuk memperingatkan.” Lottie langsung mengambil kesempatan untuk kembali menempatkan diri menjadi korban.“Saya sama sekali tidak ingin mengganggu acara Anda, tapi seperti yang sudah saya sebutkan tadi. Putri pertama saya ini memang sedikit liar dan tidak bisa diatur.” Lottie benar-benar berencana untuk mendiskreditkan Suri. Ia mengucapkan kata liar dan tidak bisa diatur dengan lebih keras.“Lucu sekali!” Leland tertawa sinis. “Luna yang jelas datang dan mengganggu tadi.”“Aku tidak mengganggu. Aku hanya ingin bicara pada Kaiden. Kalian yang tiba-tiba agresif.” Luna melengkapi lagi dengan suara memelas, dan mata yang sudah berair yang menatap Suri. Sangat berbeda jauh dari Luna yang jelas menghina Suri sejak tadi.“Aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan Kaiden. Apakah itu salah? Kau sudah mendapatkan Leland, dan masih kurang?” tanyanya. Hinaan yang tidak terdengar seperti hinaan karena diucapkan dengan penuh air mata.“Jangan melibatkan ak

“Itu… Luna yang tersakiti,” kata Lottie. “Dia terluka—”“Bullshit!” Leland menyahut lagi—kali ini marah, ketenangannya terhapus. Ia tadi sudah merasa tenang—tahu telah menang dan menertawakan kepanikan Lottie, tapi tersulut saat mendengar Lottie menyebut ‘luka’.“Kau menyebut Luna terluka? Aku melihat dia baik-baik saja saat ini!” desis Leland.“Karena yang terluka adalah hatinya, Leland!” Lottie terpancing dan ikut membentak. “Aku peduli pada kedua putriku, dan aku—”“Lalu bagaimana dengan luka Suri? Kau menyebut luka dari Luna—luka hati yang tidak terlihat, tapi bagaimana dengan Suri? Luka yang diterima Suri saat berada di rumah Quinn, semuanya terlihat. Tapi apa kau sebut peduli?!”Leland kembali mengabaikan peringatan dari Martell yang menyuruhnya mengubur masalah penganiayaan Suri. “Luka apa?” Rowena yang tadinya tidak ingin terlibat, tampak kaget saat Leland menyebutkan luka—menatap Suri yang langsung menunduk.Suri sedang bingung, tidak mengira perkembangannya akan terarah ke s

Suri mengalami ketakjuban luar biasa. Siapa mengira kalau orang yang dianggapnya biasa saja ternyata malah menjadi penolongnya di saat genting ini? Tanpa sengaja Suri ternyata mendekati orang yang tepat dan sangat membantunya.Ini berkebalikan dengan Luna dan Lottie yang malah memastikan mereka tidak akan mendapat dukungan dari Rowena sekarang.“My Lady, ini tidak seperti yang Anda bayangkan. Menantu Anda telah tertipu oleh Suri dan Sarah. Anda harus sadar ini.” Lottie mencoba meyakinkan.Mae langsung menyeringai. “Kau pikir aku sangat bodoh sampai bisa tertipu begitu saja?!” deissnya.“Tentu saja tidak. Saya hanya ingin Anda melihat lebih dalam. Anda harus segera sadar dari muslihat ini sebelum terlambat.” Lottie benar-benar tampak prihatin—mengkhawatirkan Mae yang kini kembali tertawa.“Satu-satunya yang sejak tadi mencoba membela diri—mencoba membuat dirinya terlihat mulia hanya Anda, Lady Quinn.” Mae terdengar sopan, tapi wajahnya tidak. Ia seperti akan mengutuk Lottie—penuh dendam

“Ini. Maaf, aku mungkin berlebihan.” Mae menghidangkan teh setelah sampai di dalam.Suri tidak amat ingat jalannya, tapi yang jelas rumah Rowena hampir sama dengan York—tidak amat bermode kuno seperti rumah York, tapi tetap luas.Suri menggeleng, sementara menghirup tehnya dengan penuh syukur. Hangat dan aroma teh itu paling tidak membuat otaknya agak jernih. Setelah di bombardir oleh begitu banyak emosi dan kebingungan, Suri merasa baru bisa bernapas sekarang.“Aku juga—aku mungkin seharusnya mengatakan padamu tentang mereka. Ini berkembang sangat jauh. Aku berharap mereka mundur setelah konfrontasi pertama.” Leland ikut menyesal.Sudah sangat sadar kalau ia terlalu meremehkan keinginan Lottie tang ternyata begitu berminat menghancurkan Suri.“Aku sekarang semakin heran pada ibumu, ada apa dengannya?” Leland sampai melupakan teh yang ada di tangannya, sejak tadi hanya menggenggamnya saja tanpa berusaha meminum.Suri menggeleng karena memang tidak akan pernah tahu apa yang menyebabkan