“Kau yakin kita masih punya waktu?” tanya Leland sambil meremas rambut Luna yang berlutut di hadapannya. Luna tersenyum, sambil menurunkan zipper celana Leland. “Masih….” Luna mendesah saat melihat hal yang diinginkannya sudah siap. “Bukankah kau akan…”“Masih banyak waktu Leland,” sergah Luna. “Asistenku saja belum sampai.”“Hentikan.” Leland yang duduk di tepi ranjang, menangkap tangan Luna yang sedang mengelus paha dan ‘lainnya’.“Hm? Ada apa?” Luna mendongak dengan heran. Mereka baru memulai, belum ada yang terjadi—seharusnya masih jauh dari berhenti.“Lebih baik…”“Apa kau tidak merindukanku?” kata Luna, sambil menekan kedua paha Leland—memakainya sebagai tumpuan untuk berdiri. “Kalau soal waktu, jangan khawatir. Masih ada beberapa jam sebelum fotografernya sampai.”Luna tersenyum, lalu mendorong bahu Leland, ingin membuatnya berbaring di ranjang yang ada di belakangnya. Tapi tubuh Leland tidak terdorong—karena memang tidak ingin, ia tetap duduk, malah merapatkan kaki yang tadi
Last Updated : 2025-08-28 Read more