Di Perbatasan Timur Kawungara.Jalan raya utama menuju Kawungara hari ini nyaris tak dikenali.Bentangan panjangnya ditutup total dan dibersihkan untuk sebuah upacara yang tampak seperti berskala militer. Limosin hitam, sedan lapis baja, dan konvoi mewah berderet di kedua sisi jalan. Angin sore menggoyangkan bendera yang dipasang di tiang berlapis emas, masing-masing mewakili salah satu keluarga tertua dan terkaya di Kawungara. Para pengawal bersenjata berdiri tegap dalam formasi sempurna, wajah dingin, seragam rapi.Para elit kota semuanya berkumpul di sini hari ini.Di pusat keramaian itu berdiri William Pratama, mengenakan mantel panjang obsidian yang dibuat khusus, disulam benang perak berbentuk burung api. Rambut peraknya disisir rapi ke belakang, tajam seperti bilah pedang yang siap dihunus. Tatapan matanya yang menusuk meneliti langit, memantulkan kekaguman sekaligus perhitungan.Di belakangnya berdiri beberapa tokoh terkemuka, para patriark, ahli waris, dan matriark keluarga te
Baca selengkapnya