Koridor rumah besar keluarga Davidson terasa sunyi, terlalu sunyi untuk jam segini. Jeno baru saja pulang dari konferensi pers Kevin, masih mengenakan kemeja yang sama. Wajahnya lelah namun hatinya ringan, setidaknya untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, dia merasa memilih pihak yang tepat. Namun ketenangan itu hancur begitu suara tumit sepatu beradu keras dari arah ruang tamu. Kania. Wanita itu berdiri tegap, wajahnya memerah, mata membelalak seperti singa betina yang baru saja terusik. Rambutnya masih tersusun rapi, namun aura di sekelilingnya kacau, berantakan, penuh kemarahan. Di tangan kanannya, dia menggenggam ponsel. Layar masih menampilkan potongan konferensi pers Kevin. Tatapannya berhenti tepat pada Jeno."Kau sudah lihat ini, Jeno?" suaranya bergetar, namun bukan karena sedih, melainkan marah. Belum sempat Jeno membuka mulut. PLAK! Tamparan pertama mendarat di pipinya. Tajam. Cepat. Dinginnya seperti bilah pisau menusuk sampai ke tulang. Jeno tertegun, tubuhny
Terakhir Diperbarui : 2025-11-17 Baca selengkapnya