Lelaki itu berdiri tegak, bahunya mengeras seperti menahan sesuatu yang tak ingin lepas. Marlina masih duduk di kursinya, menatapnya dalam diam, matanya lembut namun berani. Kevin menatap wajah itu. Kulit halus, mata yang jernih, bibir yang tadi sempat menyentuhnya. Semuanya seperti jebakan. Sekejap saja dia merasa terperangkap, matanya tak mampu berpaling. Marlina menatap balik, menunggu. Ketika Kevin mencondongkan tubuh sedikit, napas mereka bertemu di udara yang tipis. Marlina refleks menutup mata. Hatinya berdebar tak karuan. Mungkin, pikirnya, kali ini Kevin akan benar-benar menerimanya tanpa kemarahan, tanpa perintah, tanpa jarak. Namun saat jarak di antara mereka tinggal sejengkal, Kevin tiba-tiba berhenti. Diam. Dia menarik napas keras, seolah sedang menahan amarah atau perasaan bersalah. Lalu tanpa berkata apa-apa, dia melangkah mundur, menjauh. Marlina membuka matanya perlahan, bingung. Kevin berbalik, meraih kantong makanan di atas meja yang tadi dia lihat Marlin
Terakhir Diperbarui : 2025-10-13 Baca selengkapnya