Malam itu kamar terasa begitu menyesakkan. Marlina masih duduk di atas ranjang dengan wajah pucat, air matanya belum kering. Kevin berdiri di hadapannya, matanya menyala penuh bara, rahangnya mengeras. Emosi bercampur dengan rindu, cemburu, dan rasa ingin memiliki. Tanpa aba-aba, lelaki itu menarik kaki Marlina hingga terbaring di ranjang. Tubuh besar Kevin menindih, napasnya berat dan memburu. "Mereka bilang aku tidak mampu? Mereka bilang kau pantas dengan pria lain?!" suaranya rendah, penuh amarah. Marlina terperanjat, tangannya menahan dada Kevin. "Kevin..." Tapi lelaki itu sudah menunduk, melumat bibir istrinya dengan rakus. Ciuman itu kasar, penuh tuntutan, seolah ingin menegaskan bahwa Marlina hanyalah miliknya. Nafas Marlina tercekat, tubuhnya bergetar, namun pelukan Kevin begitu erat hingga dia tak mampu melawan. Tangannya mencengkeram rambut istrinya, sementara satu lagi melingkar erat di pinggangnya, menarik tubuh Marlina lebih dekat. "Kau pikir aku akan membiarkan bayan
Terakhir Diperbarui : 2025-10-01 Baca selengkapnya