Meskipun Damar tahu bahwa Puspa dan Almira adalah dua orang yang berbeda, dan dia juga tidak pernah bingung membedakan mereka selain di luar mimpinya, tetapi tetap saja, ada kekesalan yang menggumpal di dadanya.Dia menggumamkan nama wanita itu dalam hati.'Puspa.'Guru Leo mengetuk meja perlahan, lalu berkata, "Paman Leo, akhirnya kamu datang. Ini ibu dari Sisy. Silakan, kalian duduk dulu."Puspa duduk tegak, tetapi tampak kaku.Tangannya yang semula menggantung alami di sisi tubuh, tiba-tiba mengepal, lalu dilepaskan kembali.Paman Leo ternyata Damar.Sisy menoleh ke arah Damar, dia juga sedikit kaget melihat kedatangan Damar. Matanya yang bulat berkilau seperti anggur hitam. Dia lalu memanggil Damar, "Paman Dokter!""Ya," jawab Damar. Dia melangkah mendekat, lalu berjongkok. Meskipun begitu, tinggi badannya masih jauh lebih besar dari sang gadis. Damar mengulurkan tangan, jari panjangnya yang jenjang menyisir pelan rambut gadis itu. Dia kemudian berkata, "Paman minta maaf atas nama
続きを読む