All Chapters of GAIRAH LIAR IBU TIRIKU: Chapter 11 - Chapter 20

Pagi itu Meghan sedang berdiri di lorong sekitar kamarnya. Kedua tangannya dilipat dibawah dada dengan wajahnya sedikit terangkat ke atas, memperhatikan Andreas yang sedang berdiri di atas sebuah tangga. Pria itu sedang mencopot kamera pengawas yang terpasang di sana atas perintahnya.Ernez baru saja tiba bersama beberapa orang bodyguard. Dia datang untuk menjemput Hardin berangkat ke kantor. Kedua alisnya hampir menyatu melihat apa yang sedang Adreas lakukan.Dia juga melihat ada Meghan di sana. Apa yang sedang mereka lakukan? Kenapa kemeranya dicopot? Sepasang tungkai panjang dengan pantofel mengkilat itu segera terayun menuju pada mereka."Selamat pagi, Nyonya. Apa yang sedang Andreas lakukan? Kenapa kameranya dicopot?" Ernez segera bertanya pada Meghan saat dirinya sudah berdiri sejajar dengan wanita berpakaian dress selutut warna biru muda itu. Dia tersenyum saat Meghan menoleh padanya."Aku rasa kamera tak perlu dipasang di sekitar sini, karena tak ada yang perlu diawasi. Aku

Malam telah berakhir, namun sang surya tampak enggan menunjukkan sinarnya pagi ini. Langit tampak mendung dengan kabut yang memutih menyelimuti kota.Namun hal itu tak membuat aktivitas kota terhenti. Suara klakson mobil tetap saling bersahutan di jalan saat lampu merah. Bus-bus anak sekolah melintas dengan kecepatan normal, diiringi nyanyian murid taman kanak-kanak yang terdengar sangat menggemaskan.Selimut tebal memutih membalut tubuh Hardin yang masih terlelap di atas ranjang. Entah pukul berapa dirinya bisa tertidur setelah mendaki puncak kenikmatan bersama Meghan.Crazy! Tubuhnya terasa sangat letih pagi ini. Namun jika Meghan mengajaknya bercinta lagi, ia takkan menolaknya.Tangan bertato itu meraba-raba pada kasur di sampingnya, berharap menemukan sesuatu yang dicarinya. Meghan, dimana dia? Sepasang matanya segera terbuka. Ia terkejut melihat kasur di sampingnya yang tampak kosong.Dada bidang bergambarkan beberapa aksara sulit dibaca itu segera bangkit. Wajahnya menoleh ke

Suasana di meja makan menjadi hening, tak ada lagi suara dentingan sendok dan garpu yang bersahutan di sana. Hardin menoleh pada Meghan. Ia tak menemukan apa pun dari pendar matanya. Hanya wajah dilema yang Meghan sajikan untuknya. Dia tahu pasti Meghan sangat shock mendengar ucapan Edward. Pandangannya kembali pada pria di hadapannya."Menikah?""Ya."Hardin memalingkan wajahnya dari tatapan Edward. Dia benar-benar kecewa pada ayahnya kali ini. Bisa-bisanya Edward mengambil keputusan sebesar ini sendiri."Dad, harusnya kamu bertanya dulu padaku sebelum mengambil keputusan. Aku tak mau menikahi siapa pun." Hardin menatap tegas pada Edward kali ini. Ia ingin ayahnya itu melihat rasa kecewa di wajahnya."Hardin, untuk apa aku harus bertanya padamu? Kamu adalah anakku, dan aku tahu mana yang terbaik untukmu." Edward masih bersikap tenang.Bibirnya mengulas senyum tipis setelah bicara. Ia sangat mengerti pasti Hardin sangat terkejut atas berita ini. Dia pun pernah merasakan hal yang sama

Setelah mobil melaju keduanya hanya diam tak saling bicara. Meghan melipat kedua tangannya di bawah dada dengan memalingkan wajahnya pada jendela mobil.Tidak, dia tak senang atas kedatangan Hardin. Malah hal itu membuatnya semakin kacau dan tenggelam dalam lautan kegelisahan yang panjang. Antara rasa cintanya pada Hardin yang terhalang oleh status di antara mereka. Belum lagi kabar pernikahan Hardin yang sungguh membuatnya hancur lebih dalam lagi.Hardin fokus mengemudikan mobil, menembus jalan yang agak senggang untuk mengebut melampiaskan emosinya.Ekor matanya melirik pada wanita dengan mini dress di sampingnnya. Hatinya sangat rapuh saat ini. Kegundahan itu merenggut segala keceriaan hidupnya.Membuat keduanya tengelam dalam konflik yang tak berkesudahan di antara mereka.Tak ada satu perasaan yang lebih mulia dari ini. Cinta yang sangat tulus yang pernah ia rasakan pada seorang wanita. Perasaan yang tak seharusnya tumbuh di antara mereka itu membawa keduanya dalam jurang dosa d

Terhuyung-huyung langkah kecil Meghan mengimbangi langkah panjang Edward yang menyeretnya menaiki anak tangga. Hatinya sangat cemas, pikirannya kacau tak karuan. Hukuman?Entah apa yang akan Edward lakukan padanya. Dia sangat ketakutan. Dan apakah suaminya itu menaruh kecurigaan padanya dan Hardin?Bodoh! Bisa saja Edward mencurigai mereka. Karena dirinya dan Hardin pulang bersama pagi ini.Hardin bergegas mengikuti Edward yang membawa Meghan menuju lantai tiga mansion. Namun langkahnya terhenti saat pria itu menyeret Meghan memasuki kamarnya.Ya, Tuhan ... apa yang akan ayahnya lakukan pada Meghan? Hatinya diliputi kecemasan luar biasa pada kekasihnya itu.Setibanya di kamar, Edward langsung mengunci pintu. Kemudian dia melempar Meghan ke tengah ranjangnya. Wanita itu segera bangkit setelah tersungkur. Dia menoleh pada Edward yang berdiri di hadapannya saat ini."Apa yang sudah kamu lakukan dengan Hardin? Apa yang sudah kamu lakukan dengannya, hah?!" Edward mencengkeram rahang Me