POV Matilda Kalau rahangku kukatupkan lebih erat lagi, gigiku mungkin akan retak. Aku sudah muak dengan wajah mengejeknya dan senyum tawanya. Kematiannya sudah lama kunantikan. Dibutakan kebencian, aku mengincar sarung pedang Dimitri, merenggut pedangnya.Tapi Dimitri sudah menahanku sebelum aku sempat menghunus pedang itu."Matilda, jangan." Suaranya seperti perintah, tapi matanya memohon padaku."Dia pantas mati," desisku, mataku terpaku pada Philip, dingin dan penuh tekad.Bukankah ini sebabnya dia duduk di tingkat terbawah penjara ini?Dimitri merebut pedang dari jemariku yang enggan. "Yang pantas dia terima adalah penderitaan," bisiknya, berapi-api, seolah mengucapkan sebuah kredo."Kau tahu, kalau dipikir-pikir, dia tidak mati malam itu," sindir Philip dari belakang kami.Jantungku berdebar kencang, otakku menangkap untaian ingatan.Mayat-mayat itu terbakar tak diken
Last Updated : 2025-10-14 Read more