All Chapters of Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit : Chapter 21 - Chapter 30

“Mas yakin enggak pernah ada hubungan dengan istri mas Akbar? Waktu nikahan mas Akbar itu kan Mas Farhan keliatan kayak kenal sama dia?” Della masih menggali informasi tentang hubungan Farhan dengan Hana dulu. Farhan menggeleng dan terlihat sangat yakin tidak pernah ada hubungan apa pun dengan Hana. “Enggak, Sayang. Mas tuh cuma pacaran sama kamu aja kok. Coba kamu pikirkan, Sayang, dari mana Mas bisa kenal sama istrinya Akbar? Enggak mungkin banget kan?” Farhan harus meyakinkan Della jika tidak pernah pacaran dengan Hana. “Ya … bisa aja kan Mas satu sekolah dengan istri mas Akbar itu?” Kening Farhan berkerut. “Satu sekolah? Enggak mungkinlah. Emang kamu kenal dengan istrinya Akbar, Sayang?” Farhan agak curiga pada Della, tetapi dia harus membuat Della percaya padanya tanpa ragu sedikit pun. “Aku enggak kenal kok Mas dengan istrinya mas Akbar. Namanya aja aku enggak tahu. Cuma penasaran aja calon suamiku ini pernah pacaran

Hana merasa kasihan pada Della yang masuk perangkap Farhan dan bisa saja menjadi korban Farhan selanjutnya. Dia pun setuju untuk membantu Della. “Ok.” Jawaban Hana membuat Della merasa lega. “Makasih banget ya, Mbak sudah mau bantuin aku. Rencananya gini, aku mau ngajak Mbak Hana buat ketemu orang tua aku besok. Pengennya lebih cepet gitu, makin lama nanti mas Farhan makin berulah dan orang tua aku makin percaya sama dia. Mbak bisa, kan? Besok aku jemput.” Della memohon pada Hana dan sangat berharap akan dibantu. “Hana, kalau besok pulangnya kemalaman dari rumah Della, saya aja jemput kamu.” Rio mendukung rencana Della karena semakin ditunda akan semakin sulit karena persiapan pernikahan pasti terus berjalan. Hana menganggukan kepala. “Ok, kita coba besok ya.” Della hampir melompat dari tempat duduknya mendengar jawaban Hana. Dia senang bukan main karena akan terhindar dari tipu daya Farhan dengan omongan manisnya itu, hart

Akbar dan Rio sudah berada di depaan warung dekat tempat Hana diserempet mobil. Mereka mengamati sekeliling dengan teliti agar tidak ada yang terlewat dari pandangan mereka. “Bar … di sini enggak banyak terpasang kamera CCTV loh. Paling depan warung ini aja. Lainnya enggak ada yang mengarah ke jalanan.” Akbar juga tidak melihat kamera CCTV yang mengarah ke jalanan. “Kita minta saja sama yang punya warung ini.” Akbar mengajak Rio masuk ke warung. Di sana mereka menjelaskan keperluan mereka untuk minta melihat rekaman CCTV yang ada di depan warung itu yang mengarah ke jalan. Pemilik warung pun memberikan izin lalu menunjukkan rekaman CCTV di hari kemarin. Akbar dan Rio mempercepat rekaman itu sampai mereka menemukan bagian Hana masuk warung dan keluar dari sana. Dari sana mereka melihat sebuah mobil yang dari bentuk dan warnanya Akbar sudah tahu itu mobil milik siapa. Dia pun minta izin pada pemilik warung untuk minta file re

Wajah Rio berubah cemberut mendengar ucapan Akbar yang barusan. “Bar … kamu tega banget sama aku?” Akbar mengerutkan dahinya. “Kenapa? Aku salah apa sama kamu?” Akbar menatap Rio dengan bingung. “Kamu mau bawa Hana ke rumah orang tuamu, aku jadi enggak bisa ketemu Hana lagi dong?” protes Rio pada Akbar. Akbar memegang kedua bahu sahabatnya itu. “Rio, Hana itu istri saya, kamu cari aja cewek lain ya. Saya sebagai suami Hana melarang kamu untuk dekat-dekat dengan Hana lagi.” Akbar tersenyum lebar. “Tapi, Bar … kamu kan cinta sama Rara ….” “Aku sudah enggak cinta lagi sama Rara. Aku mau jatuh cinta sama Hana aja. Perempuan yang sudah menjadi istriku dan sedang mengandung anakku. Tabah ya, Rio.” Akbar pun menepuk pundak sahabatnya itu. Rio pun terlihat sedih. “Bar … kamu tega banget, Bar. Masa aku sudah enggak boleh mencintai Hana lagi? Hancur duniaku tanpa Hana, Bar.” “Rio … dunia b

Setelah melakukan hubungan suami istri, Akbar mencium kening Hana dengan lembut. Dia menatap perempuan itu dengan penuh perasaan cinta. Kali ini Akbar merasakan surga dunia bersama Hana dalam keadaan sadar. Dia merasa bahagia bisa melakukan itu dengan istri yang halal baginya dan sepertinya Akbar akan memintanya lagi pada Hana, tetapi dia tetap harus memperhatikan kondisi Hana, kapan perempuan itu siap. Dia juga tidak mau sampai mengganggu kehamilan Hana yang sebentar lagi akan masuk trimester kedua. “Terima kasih ya, Hana. Mas cinta sama kamu.” Akbar tersenyum menatap Hana yang terlihat malu-malu dan membuatnya semakin gemas pada Hana. Ingin mengulanginya yang kedua kali, tetapi Akbar khawatir Hana kelelahan. Pria itu menarik Hana ke dalam pelukannya lalu membenamkan kepala perempuan itu di dadanya. “Tidurlah kalau kamu capek. Nanti Mas bangunkan.” Akbar biarkan Hana tidur dalam pelukannya. Ketika Hana sudah tertidur pulas, Akbar pelan-p