All Chapters of Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit : Chapter 31 - Chapter 40

Farhan berpikir keras agar mencari topik pembicaraan lain agar Della tidak curiga padanya lagi. “Sayang … kita enggak usah bahas soal istrinya Akbar lagi ya. Lebih baik kita bahas soal kita aja. Pernikahan kita batal, tapi apa kita tetap pacaran?” Farhan pikir jika dia masih menjadi pacarnya Della pasti ada kesempatan kedua. Della merasa sudah muak pada Farhan. Pria bermuka dua yang hanya pandangannya fokus pada harta orang tua Della. Ingin sekali dia memutuskan hubungannya dengan pria itu, tetapi dia masih menunggu momen lain untuk memutuskan hubungannya dengan Farhan. “Kita masih pacaran kok, Mas.” Della memaksa tersenyum pada Farhan. “Syukurlah, mulai sekarang Mas mau nabung supaya bisa ngasih mahar yang banyak buat kamu dan bisa menikah dengan kamu serta bisa menafkahi kamu dengan baik.” Farhan lega dan merasa kesempatan kedua itu masih ada. sementara itu, di ruangan kerja Akbar, pria itu tersenyum puas dengan rencana bulan madu yang disiapkan. Dia sudah menyiapkan koper beris

Farhan yang takut karena sudah ketahuan berutang pada banyak orang pun terpaksa menuliskan daftar orang-orang tempat dia meminjam uang. Ada 10 nama yang dia tulis. Dari masing-masing orang dia meminjam uang 5juta. Akbar terpukau menatap jumlah utang Farhan yang totalnya 50juta rupiah. Jumlah yang sangat fantastis. Sebenarnya, Akbar penasaran untuk apa Farhan meminjam uang sebanyak itu dan dia gunakan apa uangnya. “Wow. Banyak juga uang yang kamu pinjam ke mereka ya? Terus apa rencana kamu untuk melunasi utang sebanyak ini?” Farhan bingung karena memang dia hanya memiliki gaji yang habis setiap bulannya. Tidak ada uang untuk membayar semua utangnya dan semua uang yang dia pinjam pun sudah habis tak tahu kemana. Pria itu tidak ada rencana untuk membayar utang-utang itu. “Jujur, aku enggak ada rencana buat bayar semua utang itu. Gaji setiap bulan yang aku berikan pada mama selalu habis.” Kening Akbar berkerut. Bagaimana bisa ada orang berutang, tetapi tidak ada niatan untuk membayar.

Beberapa hari kemudian, Farhan ditangkap oleh pihak berwajib ketika pria itu baru saja selesai jam prakteknya. Pada saat itu Akbar menuju ruangan Farhan. Dia tidak menahan pihak berwajib agar tidak menangkap Farhan, tetapi membiarkannya. Menurut penjelasan polisi, beberapa orang sudah melapor soal utang Farhan pada mereka sehingga mereka berhak menahan Farhan untuk dimintai keterangan. Akbar mengantarkan Farhan sampai ke depan rumah sakit. Pada saat itu ada panggilan dari papanya Akbar. Dia tahu pasti kabar penangkapan Farhan pasti sudah sampai ke telinga sang papa dan Akbar pasti ditanya soal kebenaran kabar itu. Akbar pun segera menerima panggilan itu. “Halo, Pa.” “Akbar … Apa benar informasi yang Papa dapat kalau ada dokter di rumah sakit kamu yang ditangkap. Kamu bisa ceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Papa?” Akbar menjelaskan semuanya denga detail dan tidak ada satu pun informasi yang terlewat. “Oh begitu. Baguslah kalau dia sudah ditahan pihak berwajib karena memang

“Ok. Asal jangan suruh aku pakai baju saringan tahu kayak gitu ya, Mas. Mana harganya mahal banget lagi. Aku sih ogah disuruh bayar mahal buat baju kayak gitu.” Hana mengedikkan bahu. Dia sampai bingung mengapa ada orang membuat baju seperti itu bahkan menjualnya. Acara belanja hari ini belum selesai. Akbar ingin membelikan baju renang buat Hana. Rencananya dia akan mengajari Hana berenang besok. Jika tadi Akbar membelikan Hana piyama lengan pendek dan celana pendek, kali ini dia membeli baju renang lengan panjang dan celana panjang. Akbar tidak mau tubuh Hana terekspose dan dilihat oleh banyak orang. “Mas belikan kamu baju renang ini ya. Ambil yang longgar supaya kamu nyaman pas pakai ini. Besok kita renang.” Akbar menunjukkan baju renang yang dia pilih untuk Hana. “Aku kan belum bisa renang, Mas.” “Mas tahu itu. Mas yang akan ajari kamu renang.” “Aku mau belajar renang asal sama Mas Akbar.” Hana tersenyum.

Rio terkejut mendengar pertanyaan dari papanya Della. Selama ini mana pernah dia jatuh cinta pada Della, tetapi haruskah dia berkata jujur pada pria yang menjadi direktur rumah sakit di tempat dia bekerja? Rio menggelengkan kepalanya. “Belum, Pak. Saya belum pernah jatuh cinta sama Della. Memangnya ada apa ya, Pak?” Papanya Della menghela napas. Dia merasa kasihan pada anaknya yang baru putus dengan Farhan dan gagal menikah, padahal acara pertunangannya sudah diselenggarakan waktu itu. “Kamu pasti sudah tahu kan tentang rencana pernikahan Della? Anak itu sedang patah hati saat ini. Dia butuh seseorang yang bisa menghibur perasaan sedihnya. Untungnya, acara pernikahannya belum direncanakan. Hanya sampai pertunangannya saja. Kalau misalnya acara pernikahan itu jadi dan Della putus dengan Farhan dan saya harus mencari pengganti Farhan, maka saya akan memilih kamu, Nak Rio.” Papanya Della tersenyum penuh arti. Rio pun merasa bingung saat ini.