All Chapters of Begin Again With You: Chapter 21 - Chapter 30

Dengan segala macam bentuk bantuan dari Dana, selama hampir tiga tahun tinggal di Jakarta ini Hanna masih bisa menyembunyikan dirinya dari Adit. Setiap kali ia harus mennghadiri segala macam bentuk pertemuan, maka ia akan meminta tolong kepada Mamanya untuk mewakili dirinya. Jika Mamanya tidak bisa hadir, ia akan mengutus salah satu dari jajaran direktur atau asistennya untuk menggantikannya. Baginya hidupnya sudah cukup penuh dengan kegiatan karena selain bekerja, Hanna juga mendampingi Raga yang kini sudah beranjak remaja. Beranjak remaja tentunya membuat Raga membutuhkan perhatian lebih yang membuat Hanna lebih benyak meluangkan waktu untuknya. Setiap weekend Hanna bahkan khusus meluangkan waktunya untuk Raga. Terserah pada anak itu ingin pergi dengannya ke mana dan pilihan Raga lebih sering membuat Hanna geleng-geleng kepala karena bukan mall atau cafe seperti anak ABG lainnya, ia memilih mengajak Mamanya untuk mendaki gun

Sejak bertemu dengan Hanna siang hari ini, bukannya segera kembali ke kantor, Adit justru memilih menunggu jam sekolah Raga berakhir. Apalagi setelah ia mendapatkan semua informasi tentang Raga yang semakin menguatkan dirinya jika Raga adalah anak kandungnya. Bibir Hanna bisa saja berbohong jika Raga bukanlah anaknya, namun kenyataannya data pribadi Raga di sekolah ini yang kini ada di tangannya telah mengkonfirmasi segalanya. Adit tersenyum kala melihat data-data Raga yang ada di tangannya itu lagi.Mau Hanna berkata apapun, dari tanggal kelahiran Raga saja sudah cukup menjadi jawaban jika Raga adalah anaknya. Apalagi akta kelahiran Raga yang menuliskan jika Raga lahir dari ibu yang bernama tanpa membubuhkan nama ayah kandungnya di sana. Meskipun merasa bahagia dengan kemungkinan yang ada saat ini, namun Adit tidak bisa menutupi rasa kecewa, kesal dan marahnya pada sosok mantan p

Malam ini Dana sengaja menunggu Adit di rumahnya. Ia sudah siap menerima semua bentuk kemarahan Adit yang mungkin akan dirinya dapatkan kali ini. It's okay, ia masih bisa mentolerir jika satu atau dua bogem mentah melayang di wajahnya asalkan Adit tidak mengganggu Hanna dan Raga setelah hari ini. Di saat ia mulai memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin akan dirinya hadapi, deringan suara handphonenya membuat Dana menghela napas panjang. Siapa lagi kali ini yang memilih mengganggunya malam-malam begini? Saat ia melihat nama si penelepon, Dana langsung mengernyitkan keningnya. Raga. Kenapa Raga meneleponnya semalam ini? Bukankah seharusnya anak ini sudah tidur? Tidak takutkah ia jika ketahuan Hanna masih belum memejamkan mata di saat jam sudah menunjukkan pukul 23:00 WIB saat ini. Segera saja Dana mangangkatnya karena ia takut ada sesuatu yang darurat terjadi."

Hari ini Adit memutuskan untuk tidak berangkat ke kantor. Perasaannya masih hancur lebur setelah menerima penolakan dari Hanna terlebih Raga. Ia tak pernah mengira jika 'ditolak' oleh Raga rasanya lebih sakit daripada penolakan yang dilakukan oleh Hanna terhadapnya. Bertemu dengan Raga diusianya yang sekarang saja sudah membuat Adit merasa Tuhan menghukumnya dengan begitu bar-bar. Ia telah melewatkan waktu menemani Hanna melahirkan, begadang ketika memiliki new born, memandikan Raga sambil bermain bubble, menemaninya bermain mobil-mobilan hingga yang paling menyayat hatinya adalah dirinya kehilangan kesempatan untuk mengantarkan anaknya masuk sekolah untuk pertama kali.Elang yang kini duduk di belakang kemudi mobil dan melihat Adit yang memilih diam sambil memandangi jalanan di luar kaca jendela mobil hanya bisa diam. Mulut bawelnya tidak berucap sepatah katapun

Setelah menerima pesan dari Mamanya siang tadi mengenai apa yang menimpa Dana pagi ini, Raga memutuskan untuk absen dari semua jadwal les-nya hari ini. Mulai dari jadwal les matematika, les bahasa inggris hingga yang terakhir adalah les renang. Ia sudah tidak mempedulikan jika dua minggu lagi ia tidak bisa mengikuti perlombaan renang yang akan diadakan oleh club-club renang se-Jakarta karena ia tidak hadir pada sesi latihan sore hari ini."Sejak kapan kamu datang, Ga?"Raga cukup terkejut karena tiba-tiba mendengar pertanyaan dari Dana yang ditanyakannya secara pelan. Segera saja Raga berdiri dan mendekati Dana."Om Dana sudah bangun?" tanya Raga secara tiba-tiba tanpa menjawab pertanyaan Dana terlebih dahulu.Anggu