Mata Laras terpaku pada segel amplop putih yang kini ia genggam. Tangan kirinya masih memegangi lengan Dinda, memastikan sahabatnya baik-baik saja setelah terhuyung beberapa saat lalu. Namun, memang fokus wanita itu sudah sepenuhnya beralih pada amplop itu yang terasa panas di tangannya.[Perintah Lab Direktur.] Bacanya sekali lagi Detak jantung Laras berpacu liar. Suaminya adalah Direktur rumah sakit ini. Lalu mengapa ia meminta hasil lab mendesak yang sampai membuat asistennya berlari kalang kabut? Sebelumnya, Dirga tidak pernah menyinggung apa pun tentang pemeriksaan dirinya.“Apa yang kamu sembunyikan, Mas?” gumamnya pelan.Sebuah ketakutan seketika mencekik langsung dan mencengkeram nadi Laras. Jangan-jangan suaminya sakit? Apakah Dirga memang sengaja menyembunyikan ini? Ia tahu suaminya sibuk dan lelah belakangan ini. Rasa khawatir yang bercampur dengan marah karena dibohongi, mendesak wanita itu untuk bertindak.Tepat saat Laras hendak merobek tepi amplop m di tangannya,
Terakhir Diperbarui : 2025-12-08 Baca selengkapnya