Dinda tidak pergi sendiri, melainkan Laras menemani. Sahabatnya itu terlalu lemah untuk melewati lorong panjang ICU. Bahkan sepanjang jalan, Laras memapah wanita ini. “Ya, ampun, Ras, mimpi apa gue semalam. Akhirnya setelah berbulan-bulan … Regina bangun juga.” Dinda sesenggukan, tubuhnya yang kurus bergetar dalam rangkulan Laras. “Iya, Din. Semoga Regina cepat pulih seperti sedia kala,” bisik istri Dirgantara itu. Ia menoleh sedikit pada perawat di belakang mereka. “Sus, tolong kasih tahu Dokter Dirga, ya.”“Baik, Mbak. Nanti saya hubungi beliau melalui asistennya.” Perawat itu mengangguk kecil, ada kerutan dan gerakan samar di balik masker.Mereka berdiri di balik kaca pembatas kamar ICU Regina. Pintu kaca itu terbuka, dan beberapa dokter yang dipimpin oleh Dokter Dashel mengerumuni ranjang.Laras mengeratkan pelukan pada Dinda. "Din, lihat!" bisiknya, sambil menunjuk ke dalam.Dinda mengangkat wajah yang basa
Terakhir Diperbarui : 2025-11-19 Baca selengkapnya