Malam turun perlahan di atas Lake Bled.Langit yang tadi biru kini berubah menjadi ungu kelam, dihiasi taburan bintang yang seolah jatuh di permukaan danau. Angin berhembus lembut membawa aroma bunga liar dari taman villa, sementara suara air beriak pelan memantul dari tebing seberang.Keinarra berdiri di balkon villa dibalut sweater tebal, memeluk mug cokelat hangat di tangannya. Uapnya menari-nari di udara dingin, dan sesekali ia meniupkan napas, melihatnya berubah jadi kabut kecil.Dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat refleksi bulan di air danau yang nyaris sempurna—tenang, bulat, dan damai.Di belakangnya, pintu balkon terbuka pelan. Langkah kaki Reyhan terdengar mendekat, lalu wangi khasnya—campuran kayu, sabun, dan kopi—memenuhi udara.Tanpa bicara, pria itu berdiri di belakangnya, kedua tangannya melingkar di pinggang Keinarra tidak lupa mengecup pipinya lembut.“Dingin?” bisiknya.“Sedikit,” jawab Keinarra pelan, meski sebenarnya ia tidak ingin lepas dari hangatnya p
Last Updated : 2025-10-05 Read more