“Boleh, ‘kan, kalau aku numpang istirahat, Mbak?” ulang Ilham, menatap Anya dengan pandangan yang sulit ditolak—campuran kelelahan dan kekhawatiran. Anya masih terpaku di kursinya, otaknya yang sudah lelah berjuang untuk memproses permintaan itu. Di satu sisi, ini tidak biasa. Di sisi lain, rumahnya yang besar dan sunyi tiba-tiba terasa sangat menakutkan. Sementara itu, Ririn sedang pulang ke kampung halaman. Jadi, Anya memang lebih sering sendiri sekarang. “Sebentar aja, kepala udah pusing banget ini, takutnya kalau dipaksain nanti malah …,” keluh Ilham yang tak terselesaikan. Dia memijit pangkal hidungnya sambil mendesis pelan. “I–iya. Boleh, kok,” ujar wanita bergigi ginsul itu akhirnya. Ilham memang terlihat sekali sedang kelelahan. Anya sebenarnya ingin bertanya, bagaimana Ilham bisa tepat waktu datang di saat setelah ia hampir mengalami kecelakaan. Namun, sepertinya waktu yang belum tepat. Anya mengangguk pelan sebelum kemudian membuka pintu dan melangkah keluar. Ilham pun
Last Updated : 2025-09-17 Read more