Pertanyaan Anya yang memotong ucapannya barusan membuat Ilham sedikit gugup. Namun, seperti biasa, dengan cepat Ilham bisa menguasai keadaan. Ia menyunggingkan senyum tipis, lalu memamerkan cengiran khasnya yang selalu berhasil meluluhkan suasana.“Iya juga, ya. Masa istri sendiri dipanggil ‘Mbak’,” gumamnya, lebih pada dirinya sendiri. “Ada request gak, Mbak? Ehm, maunya dipanggil apa?” tanya Ilham pelan, matanya menatap Anya lekat, mencoba membaca ekspresi wanita itu.Lalu, seolah teringat sesuatu, cengirannya melebar. “Tapi aaa’ dulu, dong,” ucap Ilham yang kembali menyodorkan sendok penuh bubur ayam ke depan bibir Anya.Anya menatap ragu pada gundukan bubur dan toping ayam di atas sendok itu. Aroma gurihnya sungguh menggoda, kontras dengan mangkuk yogurt-nya. “Tapi satu aja, ya,” tawarnya kemudian. Ia sudah hafal. Percuma ditolak, pria itu pasti akan terus memaksa sampai Anya bosan, dan pagi ini, ia sedang tidak ingin berdebat.“Janji!” Ilham mengangguk antusias, seperti anak kec
Last Updated : 2025-10-28 Read more