Bukan Ilham namanya jika menyerah begitu saja. Anya masih bisa mendengar suara pria itu menyerukan namanya dengan nada putus asa. Lalu, menyusul suara pintu mobil ditutup dengan keras—pertanda pria itu turun dari mobil, bukan pergi meninggalkannya. Jantung Anya berdebar semakin kencang. Ia menahan napas, berharap Ilham akan menyerah dan pergi.“Mbak. Seenggaknya kasih aku alasan, kenapa?” Suara Ilham terdengar lebih dekat, membuat Anya semakin gelisah. Ia tahu, Ilham tidak akan menyerah begitu saja.Anya berhenti, mematung tanpa menoleh ke belakang. Ia menggigit bibir, berusaha menahan air mata yang sudah siap untuk tumpah.“Kita gak mungkin bisa sama-sama, Ham. Aku udah putuskan,” Anya menjawab dengan getar suara yang berusaha untuk ia tutupi, nyaris tak terdengar. Ia berharap, kata-kata itu bisa menghentikan Ilham detik ini juga.Ilham kini sudah sampai di belakangnya, mendongak menatap punggung Anya yang berdiri tegak di anak tangga ketiga. Ririn, yang tengah membersihkan ruang t
Last Updated : 2025-10-17 Read more