“Apa kamu paham, Sicca?”Suara Anya terdengar dingin dan tajam di ruang kerjanya yang sunyi. Ia menatap Sicca, sekretarisnya, dengan tatapan yang tidak menerima bantahan. Tatapan seorang atasan yang menuntut kepatuhan mutlak.Sicca hanya bisa menunduk, tidak berani menatap mata bosnya. “Paham, Bu,” jawabnya lirih.“Saya ulangi, apa kamu paham?” desak Anya lagi, karena jawaban Sicca terdengar kurang meyakinkan.Ilham, yang kini berdiri di belakang Anya, hanya bisa menjadi penonton bisu. Rahangnya mengeras melihat sisi Anya yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Anya yang biasanya tenang, penuh empati, kini terlihat seperti seorang komandan yang keras dan tak kenal ampun.“Siap, Bu. Paham.” Jawab Sicca cepat, lalu pamit keluar dengan tergesa-gesa, seolah melarikan diri dari medan perang.Setelah Sicca pergi, keheningan menyelimuti ruangan. Ilham menatap istrinya yang masih berdiri kaku di belakang mejanya. Tekanan dari pernikahan rahasia mereka mulai mengubah Anya, membentuknya menjad
Zuletzt aktualisiert : 2025-10-31 Mehr lesen