Dennis tersadar kembali dan menarik kembali tangannya.Dengan kesal, dia melambaikan tangan, “Pergilah, sesuai permintaanmu, cari saja asistenku.”Setelah Dennis melambaikan tangan, anak buahnya langsung menarik Jeff keluar.Aku buru-buru maju dua langkah, “Tunggu, apa maksudmu tadi?”Dennis berdiri menghalang di depanku, kedua tangannya mencengkeram bahuku.“Nggak ada, ayo pulang denganku.”Aku berusaha keras melepaskan diri, lalu berlari dan menarik kerah baju Jeff.“Bukannya kamu mau uang? Aku kasih padamu, tapi jelaskan apa yang kamu katakan tadi.”Jantungku berdetak kencang, rasa panik yang belum pernah kurasakan membuat napasku jadi tak beraturan.Jeff sudah melepaskan diri, dengan santai memandang Dennis dari atas bahuku.“Bulan lalu, saat aku menunggu dana investasi darimu, aku seolah sudah mengerti banyak hal.”“Sepuluh tahun, cukup untuk membuktikan bahwa aku memang nggak cocok menjadi pengusaha. Berganti jalur berkali-kali pun tetap berakhir sia-sia.”“Jadi setelah mendengar
Read more