Aku sudah menikah dengan Dennis selama sepuluh tahun. Aku bahkan pernah bertemu dengan mantan pacarnya setelah kami menikah. Setiap kali dia bosan dan ingin ganti pasangan, aku selalu jadi alasan terbaik untuk putus dengan setiap pacarnya. “Kamu akan jadi seperti dia kalau menikah denganku. Pada akhirnya, akan bosan karena terlalu akrab dan terbiasa, jadi nggak ada perasaan baru lagi.” Di hari peringatan pernikahan kami, aku malah sibuk menghibur mahasiswi yang baru saja dia putuskan, sementara dia asik menonton bioskop bersama pacar barunya. Saat tisu di tanganku habis, aku seakan melihat bayangan diriku di masa lalu. Jadi, aku pun mengajukan cerai pada Dennis. Dia jarang sekali tampak bingung begitu dan berkata, “Nggak mau tunggu sebentar lagi? Siapa tahu aku bakal sadar dan berubah. Aku hanya tersenyum tipis tanpa menjawab, lalu memesan tiket menuju negeri seberang. Jika aku tak bisa menunggu kepulanganmu, biarlah aku yang melangkah pergi lebih dulu.
View MoreSesekali berjalan bersama rekan, salah satu dari mereka akan merangkulku sambil memperkenalkanku pada yang lain.“Mantan Nyonya Dennis, cih… aku rasa kamu lebih mirip sekretarisnya.”Aku tersenyum canggung, “Kenapa begitu?”“Pertama kali aku lihat ada istri sah yang menyarankan selingkuhan untuk minta kompensasi lebih, benar-benar bijak sekali.”Dua gadis itu tertawa kecil.Hatiku terasa tenang. Pertemuan kali ini akhirnya tidak lagi membuat mata berkaca-kaca.Namun, tetap ada rasa kosong yang tersisa.Gadis bernama Rani itu benar-benar kasihan.Saat aku pergi mengambil kopi pesananku, sebuah suara memanggilku.Kursi rodanya perlahan mendekat dan aku menatap mata Dennis.Cuaca mulai panas, kancing kerah bajunya terbuka, tapi kedua kakinya tetap tertutup selimut tipis.Mungkin karena menyadari tatapanku, dia agak panik dan cepat-cepat merapikan selimutnya.“Sejak galerimu dibuka, aku belum sempat mampir….”Dennis tampak berusaha keras mencari alasan atau mungkin sudah menyiapkan alasan
Sejak kecil, sepertinya aku selalu ada sebagai pelengkap bagi Risma, seperti bayangannya yang tidak begitu rapi.Menghindari pandangannya, aku meraih selimutnya untuk menutupi sudut yang terbuka.Namun, tiba-tiba tanganku membeku di tempat, bagian selimut yang jatuh itu membuat hatiku kosong.Dennis malah tersenyum.“Sekarang kamu sudah nggak punya alasan untuk memberontak lagi.”Tiba-tiba, aku menatapnya dan darahku seolah mengalir terbalik.“Dennis! Kamu sudah gila? Masih ada Rani di dalam mobil, kenapa kamu mengendarai secepat itu?”Tangan Dennis yang tadi di atas selimut agak bergetar.Dia tersenyum tipis, tapi senyuman itu tidak lagi menyiratkan kelegaan.“Sekilas, aku sempat mengira dia itu kamu….”…Hari itu, Dennis pergi untuk bernegosiasi dengan Rani.Setengah bulan penuh kekacauan, Dennis hampir gila karena tersiksa oleh iblis dalam hatinya sendiri.Tentu saja dia tahu orang tuanya ingin agar anak itu tetap ada, meski itu anak tidak sah.Dia berdiri lama di depan pintu, berus
Malam itu, saat dia pulang, sudah tengah malam. Seluruh tubuhnya masih bercampur bau parfum dan alkohol.Saat aku dengan hati-hati menyerahkan proposal investasi yang diminta ayahku, tatapan jijiknya seperti binatang buas yang siap menelanku hidup-hidup.Bagaimana aku terhempas ke sofa, bagaimana bajuku tersobek dari tubuh…Semuanya hanya tersisa kepingan-kepingan ingatan yang kabur.Gigitan liar, isak tertahan penuh rasa sakit, itulah mimpi burukku sepanjang malam.Yang membuatnya tersadar adalah darah yang terus mengucur tanpa henti, yang membasahi karpet.Sejak tahu aku hamil dan anak itu menghilang, semua hanya berlangsung setengah hari saja.“Aku mendengar jelas apa yang dokter bilang tadi, meski kamu memaksa dia untuk memberikan keterangan berbeda padaku.”Ujarku sambil melihat sorot mata rumitnya, tiba-tiba aku tak ingin melanjutkan lagi.“Dennis, mungkin kita pernah saling mencintai dulu…”“Tapi, waktu kita untuk saling mencintai sudah terlewatkan. Kini yang tersisa hanyalah ke
“Aku selalu menyebut mereka mantanmu, meskipun mereka muncul saat pernikahan kita masih berjalan.”“Tapi, tak satu pun dari mereka yang benar-benar jadi perusak pernikahan ini. Dari awal sampai akhir, yang perlahan menghancurkan aku hanyalah dirimu.”Mereka semua hanyalah tamu singgahan, datang dan pergi secepat aliran air.Dulu, aku kira mereka setidaknya lebih baik dariku dan mungkin akan meninggalkan sedikit jejak di hati Dennis.Namun, saat melihat tatapan mata Dennis yang semakin kosong, tiba-tiba aku malah merasa kasihan pada mereka.“Kamu sudah lupa?”“Yang ini, kamu cukup menyukainya. Kalian bersama setahun lebih. Dia bahkan mengenakan gaun pengantin untuk memohonmu kembali.”“Lalu yang satu ini, karena ketahuan oleh orang tuaku, mereka sempat pergi menanyaimu. Kamu sampai memutus beberapa pinjaman bank keluargaku demi dia.”Mungkin karena selama sepuluh tahun ini, aku sudah terlalu sering mendengar berbagai tuntutan tak masuk akal dari orang tuaku.Jadi, ketika menyebut mereka
Perasaan asing yang terpendam di hatiku kembali muncul, perlahan aku mendongak menatapnya.“Sebenarnya Risma tahu semuanya.”“Tahu betapa aku menyukaimu waktu itu.”“Masih ingat pameran pribadiku yang pertama? Yang akhirnya tak berbuah apa-apa itu? Seluruh galeri kala itu penuh dengan lukisan dirimu.”Senyuman getir terlukis di bibirku, “Karena takut kakak sedih, aku bahkan diam-diam menggantung beberapa lukisan dirinya.”“Sebagai hadiah untuk peringatan pacaran satu tahun kalian.”Aku mempersiapkannya selama tiga bulan penuh dan dengan penuh kehati-hatian meletakkan tiket masuk pameran itu di laci kakak.Saat turun, aku langsung disambut dengan suasana gembira.Keesokan harinya adalah hari pertunangan mereka.…Bahasa kuas tidak akan berbohong.Risma pasti sudah melihat kanvas yang diam-diam kututupi dengan kain putih.Dia bisa melihat perasaan cinta yang tidak bisa kuceritakan saat aku melukis Dennis.Sekarang semuanya terungkap, akhirnya aku bisa melihat masa lalu dengan sudut panda
Dennis tersadar kembali dan menarik kembali tangannya.Dengan kesal, dia melambaikan tangan, “Pergilah, sesuai permintaanmu, cari saja asistenku.”Setelah Dennis melambaikan tangan, anak buahnya langsung menarik Jeff keluar.Aku buru-buru maju dua langkah, “Tunggu, apa maksudmu tadi?”Dennis berdiri menghalang di depanku, kedua tangannya mencengkeram bahuku.“Nggak ada, ayo pulang denganku.”Aku berusaha keras melepaskan diri, lalu berlari dan menarik kerah baju Jeff.“Bukannya kamu mau uang? Aku kasih padamu, tapi jelaskan apa yang kamu katakan tadi.”Jantungku berdetak kencang, rasa panik yang belum pernah kurasakan membuat napasku jadi tak beraturan.Jeff sudah melepaskan diri, dengan santai memandang Dennis dari atas bahuku.“Bulan lalu, saat aku menunggu dana investasi darimu, aku seolah sudah mengerti banyak hal.”“Sepuluh tahun, cukup untuk membuktikan bahwa aku memang nggak cocok menjadi pengusaha. Berganti jalur berkali-kali pun tetap berakhir sia-sia.”“Jadi setelah mendengar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments