“Aku mau bicara, serius,” ujar Cinta sebelum mereka tenggelam dalam satu selimut untuk beristirahat.“Tiap hari juga kita bicara serius.” Bias lebih dulu menarik selimut untuk menutup kedua kakinya, duduk di tempat tidur dan bersandar pada kepala ranjang.“Iya, sih.” Cinta duduk bersila menghadap Bias. “Tapi, ini soal masa depan dan kamu sudah tau aku nggak pernah mau basa-basi.”“Langsung.”“Sepertinya aku mau dapet,” ucap Cinta memulai topik obrolan seriusnya, “jadwalnya minggu-minggu ini, bisa maju satu dua hari atau mundur. Jad–”“Yah! Te–”“Diam dulu,” potong Cinta tetap tenang, “andai beneran dapet, habis itu aku mau nunda kehamilan. Jadi, aku mau KB!”“Kenapa?” Bias mengerut dahi, “apa alasannya?”“Cia.”“Cia?” Bias mendesah keras sambil menggaruk kepala, “kamu itu nggak ngerti-ngerti kalau dikasih tau.”“Aku bukan nggak ngerti, tapi aku sedang mengantisipasi kalau-kalau …” Cinta mendekat pada Bias, “gimana kalau Cia ngotot dekatin kamu? Karena dari yang kulihat, dia itu masih
Last Updated : 2025-09-29 Read more