“Ma, aku ada rencana pindah ke apartemen,” ucap Bias menghalangi langkah Alma yang hendak menaiki tangga. “Baru rencana, tapi belum tau kapan?”Alma menggeleng tidak setuju. “Kamu pasti punya niat pisah kamar, kan?”“Nggak!” sanggah Bias cepat. “Aku cuma–”“Nggak ada pindah rumah sebelum kalian punya anak,” sela Alma. “Atau, kalau Cinta hamil.” Alma mendorong bahu Bias dengan telunjuknya. “Kamu kira Mama bisa dibohongin? Nanti, kalau tinggal di apart, kalian berdua pasti ribut lagi, ribut terus, dan begitu aja terus sampai 10 bulan ke depan. Jadi, kalau mau pindah dari sini, ya, kamu harus hamilin Cinta dulu.”Alma menepuk lengan Bias, sebelum akhirnya melewati putranya menaiki tangga. Tidak ada komentar, karena keputusan yang dibuatnya sudah tidak bisa diubah. Kecuali, Bias sudah memenuhi syarat yang sudah diajukan Alma.Bisa membuang napas pelan. Memandang punggung Alma yang terus menaiki tangga dengan santai. Ternyata, keakraban yang ditampilkan Bias dan Cinta belakangan ini, tidak
Last Updated : 2025-09-22 Read more