Bagai disambar petir di siang hari yang cerah, Dea tertegun bahkan napasnya sampai berhenti dalam beberapa detik.Dia menatap Didi, tapi lidahnya terasa kelu dan tenggorokan seakan tercekat. Dea benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa.“De, kau baik-baik saja?” tanya Didi, karena dia menyadari perubahan ekspresi Dea juga wajah yang tampak pucat.“Minum dulu De. Kau harus tenang!” Pria itu memberikan segelas air minum, yang berada di atas meja.Tapi, berita yang disampaikan Didi benar-benar menghancurkan seluruh harapan dan juga hati Dea. Sampai-sampai dia merasa jika saat ini, dirinya sedang bermimpi.“Me-menikah? Maksudmu?” tanya Dea, setelah dia berusaha menyadarkan diri dari keterkejutannya.“Iya,” jawab Didi dengan pelan, dan terdengar seperti gumaman, “dan, sebenarnya dia sudah punya anak, De.”Namun, detik kemudian Dea malah terkekeh saat mendengar ucapan terakhir Didi. Rasanya terlalu mengada-ngada, dan tentu saja dia tidak ingin percaya.“Di, kenapa harus berbohong sih?”“
Last Updated : 2025-10-09 Read more