Beberapa hari berikutnya, suasana rumah itu terasa janggal bagi Ratri. Tidak ada teriakan, tidak ada ancaman, tidak ada bentakan seperti biasanya. Galuh berubah, terlalu tenang, terlalu lembut, hingga menimbulkan ketakutan baru dalam hati Ratri.Setiap pagi, Galuh menatapnya dengan senyum samar, menyapanya dengan suara rendah, bahkan membantu menata piring di meja makan. Namun, di balik semua itu, tatapan matanya tetap sama: tajam, mengintai, seperti menyimpan sesuatu yang berbahaya.Ratri tidak mengerti maksud di balik perubahan itu. Ia berusaha tetap berhati-hati, menjaga jarak, meski mereka tinggal di rumah yang sama. Ia tahu, kelembutan Galuh tidak pernah datang tanpa alasan.Malam itu, udara begitu dingin. Ratri duduk di tepi ranjang sambil menunduk, menatap jemari tangannya yang saling menggenggam erat. Ia mendengar langkah kaki Galuh mendekat. Langkah itu pelan, tapi berat, seperti seseorang yang sedang menahan sesuatu.“Ratri…” suara Galuh
Last Updated : 2025-10-09 Read more