Maurin berdiri mematung di ambang pintu, menatapku secara bergantian dengan Galang. Gerah rasanya saat Maurin menatap Galang begitu lama. Senyuman kecil tersungging di bibirnya. Tak heran, aku menduga Maurin tergoda oleh Galang. Jelas, kekasihku sangat tampan, jauh sekali jika disandingkan dengan Andra.“Oh my God, ganteng banget!” gumam Maurin. Namun, aku masih bisa mendengarnya.“Kelamaan!”Aku menerobos masuk ke dalam sambil menarik tangan Galang. Mulut Maurin menganga, mungkin juga terkejut atas kedatangan kami yang sangat tiba-tiba.“Tunggu-tunggu, kau … Ariana, kah?” tanya Maurin, dia berjalan mengekor di belakangku dan Galang.Aku menghentikan langkahku, menoleh kasar ke arahnya.“So, kau pikir aku siapa? Mana ayah?” Maurin membekap mulutnya sendiri. Bukannya menjawab, dia malah terpaku padaku.Aku mendelikkan mata ke atas. Ekspresi yang menyebalkan, sehingga aku tidak ingin berlama-lama menatapnya.Aku dan Galang lanjut melangkah, mencari ayah di ruangan lain.“Ayah!” panggil
Last Updated : 2025-10-21 Read more