“Kenapa Ayah berubah pikiran? Bukankah tadi … Ayah tidak merestui pernikahan mereka?” tanya Maurin, seperti tidak terima dengan keputusan ayah.Seketika senyumanku mengembang. Ya, Galang tidak menipuku, dia berkata jujur. Aku terlalu takut, saat ayah berbicara, pikiranku sudah terlalu buruk. Namun, nyatanya ….“Iya, Mas. Kenapa kau berubah pikiran? Kenapa sikapmu menjadi plin-plan seperti ini? Ada apa sebenarnya?” timpal Susan.Tanganku dan tangan Galang saling bertaut. Kini semakin erat genggaman kami. Rasa bahagia kini menyelimuti.“Memangnya apa yang salah, jika Ayah mengizinkan mereka berdua menikah?” tanya ayah.“Em … nggak ada yang salah, sih. Cuman … kok aneh sekali, Ayah ini, nggak persisten dengan ucapan Ayah sendiri. Tiba-tiba merestui mereka, padahal tadi saja Ayah menentang keras hubungan mereka,” jawab Maurin.Aku menautkan kedua alisku.“Tidak perlu marah, Maurin. Kami bahagia dengan keputusan ayah,” timpalku.Maurin hanya melirik sekilas, tanpa menyahut ucapanku sama se
Last Updated : 2025-10-30 Read more