Langkahku berhenti, saat punggungku mentok pada dinding, ruang gerakku kini terbatas. Namun, mata Galang tak hentinya menyoroti wajahku.“Katakan, Ariana. Apakah kau menerima cintaku?” tanya Galang.Aku terdiam beberapa saat, mengerjapkan mata beberapa kali. Melihat pengorbanannya, dia tampak tulus. Namun, apakah ketulusan yang ia miliki, benar adanya dari dalam hati?“Tapi aku sudah tua,” jawabku.“Sssst! Jangan katakan itu! Dari segi usia kau memang lebih dewasa dariku. Tapi cinta tidak melihat usia. Katakan Ariana, kau menerimaku?” Lagi dan lagi pertanyaan itu kembali terlontar.Aku menarik napas dalam, mengumpulkan keberanian untuk menjawab pertanyaannya.“Ya, aku terima cintamu,” jawabku akhirnya.“Aku tidak mendengar, coba katakan sekali lagi,” pinta Galang.Aku mendesis, dia selalu menguji kesabaran yang aku miliki.“Ayolah … katakan sekali lagi,” ujarnya memaksa.“Aku menerimamu,Galang!” jawabku mengulang.Keindahan kembali aku lihat. Di mana sebuah senyuman terukir manis di b
Last Updated : 2025-09-28 Read more